Yangyang Pindah?

69 7 0
                                    

Toko Bunda penuh sesak oleh pelanggan sejak pagi. Bunda dan pegawainya sedikit kewalahan menerima pesanan dari pelanggan. Bahkan stok kue di toko Bunda saat ini kosong sebagian.

Renjun, Yangyang dan Haechan datang sepulang sekolah. Mereka bergegas membantu. Haechan membantu display kue-kue baru, Yangyang membantu membereskan meja-meja yang sudah tidak di gunakan dan Renjun membantu bagian kasir.

Toko tutup dua jam sebelum jadwal, ada beberapa pelanggan yang mencoba masuk untuk membeli. Tapi sayang, semuanya benar-benar habis. Mereka mengeluh kecewa, bunda memberi harapan bahwa besok mereka akan lebih banyak membuat kuenya.

Yangyang pulang dengan sekantong roti yang dia masukan kedalam tasnya. Itu pemberian bunda. Bunda memang selalu memberikan kue pada Yangyang atas ucapan terima kasih, karena Yangyang selalu menolak jika bunda memberikannya uang. Begitupun Haechan, dia sudah pulang sejak tadi.

"Kamu beruntung banget punya temen baik sekarang." Ucap bunda pada Renjun saat mereka tengah menunggu taxi yang dipesan bunda.

"Iya bun. Aku bener-bener bahagia banget sekarang. Banyak orang baik disekeliling kita."

Bunda tersenyum.

"Mereka masih suka gangguin kamu?"

Renjun memutar kembali ingatannya. Mereka yang dimaksud bunda adalah mereka yang selalu membuat Renjun menangis, mereka yang selalu membuat pakaian Renjun penuh dengan kotoran.

Sebenarnya jika Renjun ingat-ingat, dia tidak pernah memiliki satu teman pun. Jadi bisa dibilang, Yangyang adalah teman pertamanya. Dan Haechan yang kedua. Yahhh meskipun Haechan sering mengganggunya, tapi Haechan...

"Kebiasaan, kalo bunda tanya suka bengong." Bunda menegur anaknya.

"Ehh nggak kok. Kita kan udah jauh sama mereka. Toh kalo ada pun udah pasti dikubur hidup-hidup sama Yangyang." Renjun tertawa.

Bunda tersenyum.

"Maafin bunda ya, dulu bunda..."

"Udah Renjun bilang. Semua yang terjadi di masa lalu sepenuhnya bukan salah bunda. Itu mah salah suami bunda."

Ada rasa sakit saat bunda mendengar Renjun menyebut ayahnya dengan panggilan 'Suami Bunda'.

Renjun memeluk bundanya. Semoga kedepannya cerita ini hanya akan menceritakan tentang kebahagian saja. Semoga.

"Ehh iya bun. Di sekolah ada acara Camp School. Acaranya kaya camping gitu di hutan. Setiap 3 tahun sekali sekolah ngadain acara kaya gitu. Acaranya 2 minggu lagi."

"Emhh kamu ikutan? Bukannya kamu udah kelas sebelas."

"Semua siswa ikut bun."

"Ohh ya udah, nanti bunda titipin kamu ke Haechan."

"Apaan sih Haechan mulu."

Bunda mencubit pipi gembul gemas milik anaknya. Dia suka sekali menggoda anaknya. Tapi setelah toko rotinya jadi, kebersamaan mereka sedikit terenggut. Tapi yah ini kan demi masa depan Renjun juga. Dia harus merelakan sesuatu untuk sesuatu yang lebih baik kedepannya.

***

"Jen anak-anak baru separo yang daftar." Renjun memberikan daftar teman sekelasnya yang akan ikut Camp School.

"Tenang aja, mereka biasanya daftar dadakan." Jawab Jeno dengan datar.

"Kemaren ada yang nanya, kalo dia mau nyewa tenda gitu buat dia pribadi bisa nggak? Gue sih kemaren cuma bilang, gue tanya Jeno dulu." Tanya Renjun.

"Gue gak tau. Tapi nanti meeting gue tanyain. Lo juga ikut meeting ya."

"Meeting apaan?"

"Ya meeting soal ini. Lo kan wakil."

APUS | HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang