Sesuai rencana yang sudah mereka sepakati. Jeno, Renjun, Haechan dan Yangyang pergi makan bersama di rumah Jeno. Mereka siap dijamu oleh sang pemenang. Siap memasukan semua makanan yang pastinya lebih heboh daripada saat mereka bertamu kemarin.
Sepanjang perjalanan pulang, Jeno dan Haechan selalu bertengkar. Mereka tak sependapat. Yangyang dan Renjun menjadi penonton setia pertengkaran mereka.
"Jun liat, ngakak anjir mukanya Jeno kaya jijik liat Haechan."
"Gue juga dari tadi nahan ngakak mulu Yang liatnya."
Mereka sampai, suprise. Di gerbang rumah Jeno sudah ada semacam gapura kecil penyambutan. Ada tulisan besar di gapura itu 'SELAMAT DATANG ANAK TERPINTAR NOMOR 1 DI SEKOLAH'. Jeno mengeluh dalam hatinya, kenapa keluarganya melakukan itu. Sedangkan Renjun dan Yangyang hanya bungkam tak percaya melihat itu semua.
Mereka masuk, suprise lagi. Di halaman rumah, ayah Jeno sudah siap dengan mic dan gitar ditangannya. Siap menyambut anaknya. Sedangkan ibunya sibuk mempersiapkan makanan di meja makan yang mereka bawa keluar. Jisung juga terlihat sedang membantu ibunya menjaga adik bungsunya, Jenna.
"Selamat datang kepada Lee Jeno siswa paling pintar di sekolah. Kami persilahkan untuk duduk dan menikmati sajian yang kami telah siapkan." Ayah Jeno berperan seperti seorang MC pernikahan. Itu membuat Yangyang dan Haechan tertawa. Renjun tidak, dia menghargai Jeno. Jeno pasti sedang menahan rasa malu saat ini.
Jeno mengeluh, tersiksa sudah dia hari ini.
"Kepada para tamu yang terhormat, kami sudah siapkan juga kursi untuk di duduki. Tapi maaf, sebelum kalian duduk mari kita bernyanyi dahulu."
Yangyang tertawa, melompat menuju ayah Jeno. Dia memegang mic, siap bernyanyi menyambut sang pelajar terpintar di sekolah.
Yangyang menyanyikan satu lagu, lagu kebangsaan lebih tepatnya. Karena menurutnya, Jeno telah merdeka saat ini. Dia merdeka dari buku dan pelajarannya. Entah lah, memang agak aneh manusia satu ini.
"Silahkan nak Jeno...." Ucapan ayah Jeno terpotong.
"Udah yah, malu. Duduk." Jeno yang memotong.
"Kenapa malu?"
"Jeno udah SMA. Bukan SD loh."
"Tapi kamu dulu suka banget kalo ada perayaan."
"Ya itukan dulu."
"Kamu malu sebab ada Renjun ya.." Giliran ibunya yang menggodanya. Merah padam sekali wajah Jeno saat ini.
"Yang mana sih yang namanya Renjun?" Tanya Jisung yang masih menggendong adiknya Jenna.
"Coba tebak, Renjun pacarnya kak Jeno yang mana?"
Jeno terkejut, apa-apaan ayahnya ini. Sembarangan sekali dia memberi julukan.
Haechan sama terkejutnya dengan Jeno. Dia yang duduk di sebelah Renjun menggoyang-goyangkan badan Renjun, meminta penjelasan dari pacarnya itu.
"Menurut Jisung sih nggak mungkin yang item itu," Jisung menunjuk Haechan, "Mana mungkin Kak Jeno suka sama orang dekil gitu."
"Ehhh kunyuk, sini lo gue siram kuah cabe." Haechan marah, dia tak terima dirinya disebut hitam. Ini tuh jadi daya tarik, bukan sekedar hitam.
Renjun memegang tangannya, mencoba menenangkan Haechan. Tak tahu malu sekali dia, baru pertama kali ke sini tapi sudah mau siram anak pemilik rumah. Gila.
"Apaan lo item. Emang berani apa nyiram aku pake kuah cabe." Tantang Jisung.
Haechan marah, dia menggelung lengan jaketnya. Dia benar-benar akan menyiram Jisung dengan kuah cabe dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APUS | HyuckRen
Ficção AdolescenteAda banyak cerita yang dilalui Renjun. Dari mulai pertemanan, percintaan dan pengkhianatan. Banyak yang datang dari masa depan, tapi ada yang kembali dari masa lalu. Renjun tak sendiri sekarang, dia memiliki banyak teman. Dia tau, dunia akan terus b...