Malam semakin larut, Renjun dan Yangyang dibuat kesal dengan drama yang mereka tonton. Bagaimana tidak, tebakan mereka tentang cerita series itu benar. Tokoh pria di series itu dengan mudah meninggalkan tokoh perempuan. Mana tidak pamit, langsung hilang begitu saja. Emang semua cowok sama aja. Kecuali (isi sendiri).
Sesuai instruksi dari Haechan, Bibi datang tepat pukul 8. Dia hanya menyimpan belanjaan, beberes sedikit di dapur, menyiapkan makanan, lantas pukul 9.30 Bibi sudah pamit pulang.
Renjun mengantuk, dia mengajak Yangyang tidur di kamarnya. Baiklah, Yangyang juga mengantuk, cape seharian ini mengerjakan sesuatu.
Yangyang masuk ke kamar mandi, sedangkan Renjun berganti pakaian lantas duduk di depan meja belajar Yangyang. Renjun yang tengah berpikir keras tentang Jeno dan Jaemin, tentang sekolah dan segala faktanya, tiba-tiba dikagetkan sesuatu. Ada sesuatu yang seharusnya tak ada disana.
Botol seperti obat tergeletak begitu saja di depan buku-buku Yangyang. Awalnya dia mengira itu obat dari dokter untuk Yangyang. Tapi seingat dia, Yangyang tidak diberikan obat cair. Semuanya berupa kapsul.
Renjun penasaran, dia meraih botol itu, membacanya. Dia tak tahu ini obat apa, warnanya bening seperti air tapi sedikit lebih kental. Renjun mengeluarkan ponselnya, memotret lalu mencarinya di internet.
"Obat perangsang?"
Yaa, itu obat perangsang. Obat itu memiliki kandungan yang meningkatkan gairah dalam jangka waktu 1 jam setelah di konsumsi. Obat itu akan memberikan efek yang lumayan lama, sekitar 4 - 5 jam. Obat itu memiliki efek samping jika penggunanya memakai berlebihan.
Renjun memutar otaknya, untuk apa obat ini ada di kamar Yangyang. Apa Yangyang sering menggunakan obat ini.
Notifikasi dari Haechan muncul di ponsel Renjun. Dia memberitahu akan pulang segera. Haechan juga bertanya apa dia ingin sesuatu. Renjun jawab, tidak.
Saat Renjun ingin menyimpan kembali botol itu, dia teringat sesuatu. Malam itu, bersama Haechan. Sebelumnya mereka memakan makanan yang disiapkan Yangyang. Oke, emosi Renjun naik. Benar-benar kelewatan manusia satu itu.
Yangyang keluar dari kamar mandi, dia duduk di pinggiran kasur. Yangyang merasa aneh pada Renjun saat ini. Dia seperti akan kesurupan hantu saja.
Tiba-tiba Renjun berbalik lantas melompat menindih Yangyang, dia mengunci tangan Yangyang di bagian atas kepalanya. Kaki Yangyang tak bisa apa-apa karena rasa sakit masih terasa dikakinya.
"Lo kenapa Jing?" Tanya Yangyang yang tak tahu kenapa tiba-tiba dia diperlakukan seperti ini oleh Renjun.
"Lo jawab jujur apa gue colok tuh tenggorokan pake catokan."
Yangyang menelan ludah, sepertinya Renjun marah beneran, "Apa Jun?"
"Ini obat apaan?" Renjun memegang botol itu menggunakan tangan kirinya.
Yangyang terkejut, dia seperti tertangkap basah sedang maling. Aduh bagaimana Yangyang akan menjelaskan.
"Itu punya temen Jun."
"Siapa? Siapa temen lo?" Renjun menambah nadanya.
"Eric Jun, Eric." Yangyang asal sebut saja.
"Kalo gue sekarang telpon Eric terus ini obat bukan punya dia, lo terima konsekuensinya dari gue."
Yangyang takut, "Itu obat perangsang Jun."
"Iya gue tau ini obat apaan, tapi ini punya siapa hah?"
"Gue Jun." Dengan berat hati dia jujur, dia siap menerima siksaan dari Renjun. Daripada dia nanti ketahuan berbohong, siksaannya akan semakin bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
APUS | HyuckRen
Fiksi RemajaAda banyak cerita yang dilalui Renjun. Dari mulai pertemanan, percintaan dan pengkhianatan. Banyak yang datang dari masa depan, tapi ada yang kembali dari masa lalu. Renjun tak sendiri sekarang, dia memiliki banyak teman. Dia tau, dunia akan terus b...