"Ngapain ribut di tengah jalan sih." Haechan yang sedari tadi melihat gerak gerik 2 tuyul itu akhirnya mendekat setelah melihat Renjun meng-KDRT Yangyang.
"Ngapain lo." Renjun menyentak Haechan.
"Kan pulang bareng, gimana sih." Haechan manusia anti penolakan itu langsung memegang tangan Renjun lantas menariknya.
Renjun berusaha melepaskan tangannya, tapi Haechan terlalu kuat. Renjun sampai memberikan kode pada Yangyang agar membantunya. Tapi sia-sia saja, Yangyang tak menggubrisnya, dia hanya berpura-pura kesakitan di lengannya. Padahal dia dipukul di kepala, kenapa sakit tangan ya.
"Lepas anjir, najis nih kena tangan gue. Duhh gue harus cuci pake kembang tujuh rupa sama batu dari hulu sungai." Ucap Renjun setelah Haechan berhasil menariknya sampai ke parkiran.
Awas saja Yangyang, dia tak mau membantu Renjun, Renjun akan membuat perhitungan dengannya. Yangyang sudah ada diambang kematian.
"Lo kira gue demit apa pake dibersihin bunga tujuh rupa segala."
"Sejenisnya."
"Sialan lo, cepet ahh pake keburu hujan noh." Haechan menunjuk langit yang sedikit gelap. Itu sih bukan mau hujan, emang udah sore aja.
"Cepetan apaan, siapa juga yang mau pulang bareng lo. Gue udah pesen ojek online, nggak perlu lo anterin pulang. Makasih."
"Idih pd banget gue mau nganterin lo pulang, gue cuma mau nolongin bunda lo buat ngerasain kue nya."
"Bunda, bunda, bunda, bunda gue itu, hak milik gue. Sembarangan orang lain lo sebut bunda." Renjun tak terima dengan sebutan Haechan pada ibunya.
Notifikasi ponsel Renjun terdengar, itu pesan dari ojek online yang dia pesan. Driver tersebut sudah ada di luar gerbang menunggu Renjun. Tanpa aba-aba, Renjun lari secepat mungkin lantas pergi bersama ojek onlinenya meninggalkan Haechan yang tengah merutuki Renjun sendirian.
Renjun memesan ojek online itu sesaat sebelum dia keluar kelas, karena dia tau Haechan akan menunggunya di parkiran. Padahal ojek online lumayan mahal daripada naik bis, tapi mau bagaimana lagi daripada sama Haechan.
***
"Bunda, Injun pulang." Ucap Renjun sambil mendorong pintu depan.
Setelah pintu rumahnya terbuka lebar, Renjun melihat seseorang tengah duduk santai di sofa ruang tenganya. Dia memperjelas pengelihatannya dengan menggosok mata. Apa dia tidak salah lihat, siapa orang itu.
"Ehh anak bunda udah pulang, sana ganti baju habis itu turun makan. Ajak sekalian Haechan buat makan." Ucap bunda yang keluar dari arah dapur.
Yaa Lee Haechan. Entah dengan jurus atau kekuatan apa dia sudah ada di rumahnya. Padahal dia yang meninggalkan Haechan tadi. Pikiran Renjun liar, apakah Haechan alien yang memiliki mesin waktu? Atau dia memiliki kekuatan yang bisa membuatnya berteleportasi seperti di film-film. Tapi mana mungkin alien atau manusia super bentukannya kaya Haechan gini. Haechan kan...
"Jangan bengong mulu ehh, cepet sana ganti baju terus makan!" Bunda menegornya yang tak maju selangkah pun.
"Kok lo bisa disini?" Tanya Renjun pada Haechan setelah bundanya pergi ke dapur. Jika bunda masih ada disana, bisa-bisa dia dimarahi lagi jika berbicara seperti itu.
"Gue kan udah bilang mau bantu bunda lo buat cobain kue-kuenya." Haechan dengan santai menjawab pertanyaan Renjun.
"Lo mau maling ya di rumah gue?"
"Apa yang bisa gue malingin, maling lo aja ogah gue."
Renjun kesal dengan jawaban-jawaban Haechan. Dia pergi ke kamarnya, mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, lantas turun dan duduk di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
APUS | HyuckRen
Ficção AdolescenteAda banyak cerita yang dilalui Renjun. Dari mulai pertemanan, percintaan dan pengkhianatan. Banyak yang datang dari masa depan, tapi ada yang kembali dari masa lalu. Renjun tak sendiri sekarang, dia memiliki banyak teman. Dia tau, dunia akan terus b...