"Yangyang mana?" Tanya bunda saat melihat anaknya hanya sendirian masuk ke dapur toko kue.
"Dia ada latihan basket bun."
"Yangyang ikutan basket?" Seolah bunda tak percaya teman anaknya itu berbakat.
"Iya. Bunda mah nggak tau Yangyang mantan kapten basket dulu." Agak sedikit berlebihan Renjun memberikan julukan.
"Masa sih? Yangyang kaya adonan donat bunda mantan kapten basket."
Renjun tertawa.
"Kamu ikutan apa Class Meeting?"
"Unjuk bakat."
"Maksudnya?"
"Nyanyi sambil dance."
"Emang kamu bisa nyanyi? Jangan sampe kamu nanti nyanyi tembok sekolah berguguran."
"Bundaaa...." Renjun kesal dengan candaan bunda. Kan suaranya bagus, dance nya juga tak kalah.
"Halo bunda." Sapa seseorang yang sebulan lebih tak pernah menampakan hidungnya di dapur toko kue bunda.
"Haechan? Aduhh anak bunda yang satu ini balik. Hilang setelah sebulan, akhirnya pulang juga." Bunda melepas sarung tangan yang sedang dia gunakan, lantas memeluk Haechan saking rindunya.
"Bunda sehat?"
"Sehat dong. Kalo sakit bunda nggak disini. Kamu kok jarang kesini? Fokus sama ujian ya?"
"Nggak kok bun. Haechan kemaren agak sibuk aja. Ini ada oleh-oleh dari temen Haechan." Haechan memberikan bungkusan sebesar kotak sepatu, entah apa itu dalamnya.
"Aduhh kamu ini. Kirain bunda, kamu ngelupain bunda."
Renjun dari belakang sedari tadi hanya meniru beberapa kalimat so manis Haechan pada bunda. Dia kesal sekali melihatnya. Padahal kemarin-kemarin dia ingin sekali bertemu dengan Haechan.
"Bunda lagi bikin apa?" Tanya Haechan.
"Udah selesai kok Chan, toko lagi sepi juga. Kamu udah makan?"
"Anak sendiri aja nggak ditawarin tuh makan. Ehh anak orang malah ditawarin." Sindir Renjun yang sejak tadi sudah muak melihat keakraban bundanya dengan Haechan.
"Kamu kan tinggal ngambil. Biasanya juga gitu."
Renjun mendecak kesal.
Bunda menyuruh mereka berdua makan. Ada meja makan kecil yang pas untuk makan berdua. Renjun datang dengan makanan yang sudah disiapkan bunda. Haechan sudah duduk manis menunggu dilayani.
"Ngapain liatin gue?" Tanya Renjun yang sejak tadi menangkap basah Haechan.
"Nggak."
"Kalo mau makan, ambil sendiri piringnya."
"Lo lucu."
Wah memang Gemini kelas kakap si Haechan ini. Bisa-bisanya dia mengucapkan kalimat itu tanpa beban. Ohh lihatlah, wajah Renjun merona tiba-tiba. Seperti ada yang menaburkan serbuk merah muda di pipinya.
"Lo mau denger gak cerita gue sama Mark?" Tanya Haechan yang sejak tadi melihat Renjun diam saja.
"Nggak ada manfaatnya buat gue." Padahal di dalam hatinya Renjun penasaran sekali.
"Siapa tau lo penasaran."
"Nggak."
"Oh ya udah."
Haechan pergi membawa piring dan segelas air minum. Dia duduk, menyendok beberapa makanan dan dia letakan di piring lantas menyantapnya. Santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
APUS | HyuckRen
Teen FictionAda banyak cerita yang dilalui Renjun. Dari mulai pertemanan, percintaan dan pengkhianatan. Banyak yang datang dari masa depan, tapi ada yang kembali dari masa lalu. Renjun tak sendiri sekarang, dia memiliki banyak teman. Dia tau, dunia akan terus b...