"Mati aja lo goblokkkkk... Mati bangsatttttt..." Teriakan Haechan menggelora di apartemen miliknya. Saat ini dia sedang menghabisi seseorang. Seseorang yang amat dia kenal, seseorang yang amat dia percaya.
Orang itu sudah babak beluk oleh Haechan, bahkan hidung dan bibirnya sudah berdarah akibat pukulan Haechan. Orang itu tak bisa melawan, dia hanya terkapar lemas dilantai apartemen.
"Lo goblok apa bego anjingg hah? Tolol kaya setaaan."
"Chan.... gu.. gue... minta..."
Haechan menendang perutnya. Dia tak sudi memaafkan orang seperti dia. Dia tak sudi juga melihatnya. Ingin sekali Haechan membunuh saja orang yang sedang terkapar ini.
"Lo harus tanggung jawab. Nyawa di bayar nyawa."
Orang itu terkejut, apa Haechan akan membunuhnya disini. Orang itu langsung memeluk kaki Haechan, dia meminta maaf padanya. Dia tak mau mati sebelum bertemu Renjun.
"Jangan bunuh gue disini Chan. Gue belum minta maaf sama Renjun."
"Lo masih berani ketemu dia hah? Pikir goblok. Renjun cuma punya bunda, dan lo malah buat bunda pergi selamanya. Lo mikir anying ahhhhhh setan keparat."
"Lo bunuh gue aja Chan. Tapi gue mau minta maaf dulu sama Renjun. Gue gak peduli Renjun mau maafin gue atau nggak. Tapi setidaknya gue harus ketemu dia dulu." Orang itu berkata sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya.
"Oke. Gue akan bawa lo ke rumah Renjun. Nanti malam lo harus pertanggung jawabkan perbuatan lo. Setelah lo selesai ngomong sama Renjun, lo gue bawa ke kantor polisi."
"Gue gak minta dibawa ke kantor polisi. Bunuh gue."
"Gue gak sudi bunuh orang kaya lo. Lo harus menderita sepanjang hidup lo. Lo harus rasain semua yang Renjun rasain."
Haechan menendang orang itu hingga terpental. Dia membersihkan sedikit bekas darah di celananya. Haechan mengambil ponselnya, menelpon pamannya yang pasti sudah menunggunya. Dia tak bisa datang, dia harus menyelesaikan permasalahan Renjun terlebih dahulu.
"Lo bersihin muka. Terus ikut gue ke rumah Renjun."
Orang itu mengangguk, lantas pergi ke kamar mandi. Di kamar mandi sebelum dia membersihkan wajahnya, dia melihat wajahnya yang sudah babak belur oleh Haechan. Tapi itu tak sebanding dengan luka yang Renjun rasakan saat ini.
"Lo goblok Yangyang, lo gobloooookkkk."
Ya, orang yang Haechan pukuli dan sekarang berada di kamar mandi Haechan adalah Yangyang. Yangyang sahabat Renjun.
***
Jeno dan Renjun saat ini sedang melukis. Mereka berdua melukis di kanvas kecil seukuran buku tulis. Mereka berdua melukis orang yang ada di depan mereka. Ya, bisa di katakan Renjun melukis Jeno dan Jeno melukis Renjun.
Beberapa kali Renjun tertawa karena Jeno memilih warna yang sedikit agak tidak masuk akal. Seperti Hijau, tiba-tiba ungu, terus pink. Padahal saat ini Renjun hanya memakai baju polos berwarna putih. Pasti Jeno menggambar Renjun seperti badut.
"Gue udah selesai." Ucap Jeno. Dia sepertinya percaya diri sekali dengan lukisannya.
"Gue malah udah dari tadi."
"Oke, dalam hitungan 3 kita balik lukisan kita masing-masing. Oke?"
Renjun mengangguk.
1....2....3
Yaps, Renjun tertawa melihat lukisan Jeno. Itu seperti lukisan anak kelas 1 Sd. Bahkan sepertinya lukisan itu lebih jelek daripada hasil lukisan anak kelas 1 Sd. Bukannya Renjun mengejek lukisan Jeno. Tapi memang faktanya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
APUS | HyuckRen
Novela JuvenilAda banyak cerita yang dilalui Renjun. Dari mulai pertemanan, percintaan dan pengkhianatan. Banyak yang datang dari masa depan, tapi ada yang kembali dari masa lalu. Renjun tak sendiri sekarang, dia memiliki banyak teman. Dia tau, dunia akan terus b...