Toko Kue IWI

111 8 0
                                    

Hari pembukaan toko kue Bunda yang diberi nama toko kue IWI akhirnya tiba. Hari ini hari minggu, dengan cuaca cerah tapi tak panas membuat hari ini semakin sempurna dirasa oleh Bunda Renjun.

Bunda dan pegawainya sudah siap-siap sedari semalam, bahkan mereka menginap di toko. Hingga pada jam 10 pagi, semua kue sudah di tata rapi dan siap dinikmati.

Bunda mengundang beberapa kenalan dan juga teman kantornya dahulu sebelum dia resign. Mereka semua datang, membawa kado ucapan selamat atas pembukaan toko rotinya ini. Dia senang sekali, orang-orang sekarang menganggap dirinya ada.

Renjun terlihat sibuk di area kasir, melayani pelanggan yang bertanya macam-macam kue beserta harganya. Ohh iya, Renjun sebenarnya disuruh mengundang teman-temannya oleh bunda. Tapi dia tak mengundang siapapun. Toh si peri kecil ayah alias Yangyang tak diundang pun dia akan datang.

"Gila sih, bunda lo emang paling jago bikin kue coklat ini. Gue sampe mau bungkus semua nih kue." Ucap Yangyang dengan piring berisi banyak potongan kue di tangan kirinya.

"Lo mah kalo makan gratis nggak pernah ke skip sekali pun ya Yang."

"Rezeki Jun, nggak boleh ditolak."

Yangyang teringat sesuatu. Dia mencoba menyapu seluruh sudut ruangan itu, menyapu satu persatu wajah orang yang tengah menikmati kue. Tapi dia tidak melihat sosok penglaris sekaligus penjaga toko kue ini.

"Haechan mana?" Tanya Yangyang.

"Gak tau."

"Loh, bunda pasti nanyain Haechan sih kalo nggak ada."

"Ahhh biarin lah. Hidup gue sedikit tenang kalo dia nggak ada."

"Se benci itu lo sama gue?" Haechan yang berbicara, dia sudah ada di belakang Renjun.

Renjun dan Yangyang sedikit terkejut melihat Haechan. Bagaimana dia ada disini dan mereka tidak sadar. Terus juga kenapa Haechan hari ini terlihat sedikit lebih tampan, baju rapi, harum bahkan rambutnya pun sedikit dia tata.

"Bisa rapi juga lo Chan?" Tanya Yangyang yang takjub melihat bagimana Haechan memadukan pakaiannya.

"Ya kali ke acara bunda pake jaket kulit. Ehh iya mana bunda?"

"Di dapur paling kalo nggak ada di depan."

"Gue ketemu bunda dulu ya, absen atas undangannya." Haechan pergi, dia menuju dapur.

Sebelum mereka membicarakan Haechan, ada satu lagi orang yang membuatnya terkejut.

"Renjun? Yangyang?"

"Hah kok kamu ada disini Jaem?" Tanya Renjun.

"Nggak sengaja lewat sini. Pas liat tokonya lagi grand opening jadi aku masuk mau nyobain beberapa. Sekalian mau beli kalo enak. Kok kalian berdua ada disini?"

"Ini toko Bundanya Renjun Jaem." Yangyang yang menjawab.

"Ohhh pantesan anaknya manis, bundanya jago bikin makanan manis."

Ucapan Jaemin barusan tak terdengar jelas karena dari arah samping ada ibu-ibu yang tengah berebut satu potongan kue.

"Gimana Jaem?" Renjun yang bertanya.

"Nggak kok. Emhh aku boleh minta rekomendasi kue paling mantep nggak disini?"

"Wahh kalo itu mah nggak ada Jaemin. Soalnya kue buatan Bundanya Renjun semuanya mantep." Ucap Yangyang dengan semangat.

"Aku sukanya yang manis, terus lembut gitu."

"Ohh kalo gitu yang ini."

Yangyang berkata itu sambil mendorong Renjun ke depan. Maksudnya, Jaemin suka yang manis, ya Renjun yang manis. Gitu kan Yang? (Yangyang mengangguk pada penulis)

APUS | HyuckRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang