Renjun terbangun saat kakinya tak sengaja diinjak seseorang. Saat membuka matanya, dia melihat Yangyang sedang merekamnya. Saat Renjun ingin mengambil ponsel Yangyang, badannya tersangkut. Tidak ini bencana, Haechan memeluknya dan Yangyang merekamnya. Apa yang akan terjadi nanti jika rekaman itu sampai tersebar.
"Ehh gue bunuh ya lo." Renjun mengancam Yangyang yang masih saja terus merekam.
Yangyang menghentikan kegiatannya, lantas memasukan ponsel miliknya kedalam saku.
"Berapa ronde lo sama Haechan sampe jam segini baru bangun?" Tanya Yangyang.
"Jam berapa sekarang?"
"Jam 10 lewat 48 menit."
"Anjing... Kenapa lo nggak bangunin gue."
"Kata Jeno jangan. Lo keliatan pules banget."
What? Jeno? Jeno ada disini?
Ya, Jeno datang bersama Yangyang dari pukul 10.
Renjun melihat ke berbagai arah, mencari Jeno.
"Gue disini." Ujar Jeno dari arah tangga.
Ahh sial, Renjun malu. Lihatlah bagaimana ekspresi Jeno saat ini. Seperti jijik melihat Renjun. Tapi apa boleh buat, dia tak sadar kan.
Renjun membangunkan Haechan, dia sama terkejutnya dengan Renjun. Tapi tak apa, Haechan malah tersenyum sombong pada Jeno.
"Buruan sana lo berdua mandi. Jeno nggak punya banyak waktu."
Demi mendengar ucapan Yangyang, Renjun langsung pergi ke kamarnya. Dia tak mandi, hanya mencuci wajah dan menggosok giginya. Setelah selesai, giliran Haechan.
"Lo ngundang gue kesini mau apa?" Ujar Jeno. Mereka sudah berkumpul di ruang tamu.
"Lo sama Jaemin pernah satu sekolah pas SMP."
Jeno menatap sinis Renjun.
"Lo pernah suka sama Jaemin. Lo pernah ...." Ucapan Renjun terpotong.
"Ahhh gimana puas?" Jeno yang memotong.
"Maksud lo?"
"Puas nyari tahu masa lalu gue?"
Semuanya diam. Ucapan Jeno barusan memiliki nada marah.
"Iya, gue sama Jaemin emang pernah satu sekolah, satu bangku, bahkan gue pernah suka. Tapi itu dulu. Terus lo mau apa sekarang?" Lanjut Jeno.
Renjun diam, dia baru pertama kali melihat Jeno seperti ini. Yangyang juga tak jauh berbeda dengan Renjun.
"Jawab! Lo semua mau apa hah? Mau buka masa lalu gue? Hah? Jawab dong."
"Jaemin bakalan pindah ke amerika." Akhirnya Renjun menjawab.
"Amerika? Wow pengecut satu itu ternyata mau kabur ya? Biarin lah, biar beban gue di sekolah berkurang."
"Lo tau Jaemin sering di siksa ayahnya?"
Jeno diam.
Renjun menceritakan semua hal yang dia dengar dari mulut Jaemin malam itu pada Jeno. Tanpa ada yang dia kurangi. Renjun juga sempat memberikan foto badan Jaemin yang penuh luka lebam pada Jeno. Agar Jeno percaya, jika dia tak mengarang apapun.
"Wow, cerita yang brilian. Fotonya juga bagus tuh, pake aplikasi apa editnya? Sampe keliatan real gitu."
Renjun diam, dia tak percaya dengan apa yang barusan keluar dai mulut Jeno. Yangyang pun seperti dibuat terkejut dengan ucapan Jeno. Jahat sekali dia.
"Jen, gue sebenernya nggak pernah mau masuk ikut campur. Tapi karena Renjun ikut, gue juga ikut. Saran dari gue buat lo. Lo mau percaya atau nggak sama ni dua bocah, gue gak peduli. Tapi kalo lo mau bukti lebih nyata, temuin Jaemin. Gue yakin, lo pasti masih ada sedikit rasa peduli." Haechan bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
APUS | HyuckRen
Genç KurguAda banyak cerita yang dilalui Renjun. Dari mulai pertemanan, percintaan dan pengkhianatan. Banyak yang datang dari masa depan, tapi ada yang kembali dari masa lalu. Renjun tak sendiri sekarang, dia memiliki banyak teman. Dia tau, dunia akan terus b...