6-save

6 2 0
                                    

Stres karena kematian suami tercinta nya itu. Aku jadi sedikit kasihan kepada mu, aku sebenarnya tidak menginginkan serigala pecundang seperti diri mu. Menurut lah kepada ku—jika kau tidak menurut dengan ku, aku akan mematahkan semua tulang mu, menghilangkan suara Indah mu itu agar tidak bisa mengaum lagi, membuat mu hanya bisa tidur di kasur mu—agar tidak menganggu diri ku lagi." Jelas Jeremy, akan tetapi seperti tak memiliki telinga—George malah semakin meningkatkan suara tangisan nya, membuat Jeremy terdiam. "Kau sungguh pemberani nak—padahal ayah mu yang sangat kau cintai itu telah pergi ke alam atas, ia tidak akan bisa membantu mu. Kecuali ia bangkit dari kematian nya, sedang kan ibu mu... Ia telah meninggalkan mu bersama ku. Aku anggap bahwa ini adalah tanda bahwa aku bisa melakukan apapun kepada mu sesuka hati ku." Ucap Jeremy sebelum ia menjambak rambut halus milik George. Ia menyeret anak malang itu kearah ruangan bahwa tanah. George berteriak minta tolong—akan tetapi semua itu hanya sia-sia, para pelayan dan bahkan nunu—pelayan setia nya, hanya terdiam menonton diri nya di seret oleh kakak nya sendiri menuju ruangan bawah tanah. Ryuka, kakak ipar nya kini hanya duduk menonton di sofa empuk yang ada di ruangan bawah tanah—ia seperti tahu akan ada drama yang sangat bagus, yang akan di tampilkan di ruangan gelap tersebut.

"Haa... Kau melawan ku kan? Ambil kan sarung tangan ku—kali ini aku sedang bersenang hati, jadi aku akan menggunakan tangan ku sendiri kali ini." Ucap Jeremy. Sekarang sarung tangan hitam milik sang kakak telah terpasang sempurna. Di tangan Jeremy sekarang sudah ada sebuah balok kayu yang berat, jika benda itu memukul tubuh—mungkin tubuh yang di pukul mengunakan balok kayu itu bukan hanya sekedar mengeluarkan warna luka lebam. Balok yang menyeramkan itu kini telah terangkat ke udara, menampilkan siluet seorang pria yang tampak seperti seorang algojo. Tubuh mungil bocah itu bergetar—ia sekarang ketakutan, sangat ketakutan, Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dan menutup mata nya rapat-rapat.

BRAK!!!

Suara hantaman keras terdengar, Jeremy memukulkan balok kayu itu kearah kaki adik laki-laki nya yang malang. Suara hantaman itu sangat keras, dapat di dengar sampai keluar ruangan bawah tanah. Suara raungan anak kecil kini terdengar, isak tangis anak itu sangat pedih, seluruh pelayan yang melayani bocah itu kini terduduk lemas, menangis akan kesakitan yang di terima oleh tuan muda mereka yang malang."Benda ini sungguh berat, cih.... Baju ku menjadi berantakan karena benda berat ini. Panggil seorang dokter besok kesini, aku akan menyuruh dokter itu untuk menghilangkan suara bocah tak tahu diri ini." Setelah mengatakan kalimat yang kejam itu—Jeremy segera melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan gelap itu. Ryuka yang telah puas akan drama malam itu, segera menyusul suami nya keluar dari ruangan gelap tersebut.

Kini hanya tersisa bocah malang yang menangis kesakitan. Seluruh pelayan tidak di perbolehkan mengunjungi nya sampai pagi hari tiba, nunu pelayan terpercaya George kini duduk di pintu menuju ruangan bawah tanah. Ia membawa sebuah buku cerita dan lilin kesana. "Tuan George—maafkan nunu tidak bisa membantu mu. Nunu sungguh tidak berguna, nunu tidak bisa menjaga tuan muda dengan baik, membiarkan tuan muda di pukuli oleh iblis itu. Ia bukan manusia—dia bukan kakak anda tuan. Tuan Jeremy sangat baik kepada anda, ia tidak pernah menaruh rasa benci kepada anda, itu pasti orang lain tuan. Jeremy Marley bukan lah seseorang yang kejam, tak berhati nurani seperti orang itu. Tuan Jeremy sangat baik, ia berbudi pekerti dan sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia. Ia tidak akan tega melukai orang lain, atau melukai anda tuan." Yakin nunu terhadap tuan duke baru nya itu.

"Nunu... Setiap orang akan berubah ketika telah berada di atas.... Namun kakak ku berbeda—ia telah seperti itu sejak lahir, berpura-pura menjadi manusia sempurna dan baik hati. Ia munafik... Kakak ku adalah orang yang baik—itu lah pemikiran ku terhadap diri nya dahulu. Tapi ketika aku semakin bertambah usia, aku menjadi sedikit demi sedikit dapan memahami sifat asli nya. Begitu pula Ryuka, mereka sama—mereka berdua sama-sama muncul dari tempat yang dingin, mereka bukan lah manusia. Mereka tak memiliki hati, seperti nya malam ini adalah hari terakhir ku berbicara dengan mu nunu. Untuk bertahun-tahun kedapan, seperti nya aku hanya bisa berkomunikasi menggunakan buku. Kau tidak akan meninggalkan diri ku kan seperti kedua orang tua ku yang jahat itu? Kau bisa kan menerima kondisi ku bagimana pun bentuk diri ku nanti? Aku tidak memiliki orang terpercaya lagi di sini, aku hanya dapat bergantung kepada diri mu nunu." Ucapan George berhasil membuat nunu menangis, ia tidak mungkin akan meninggalkan dan menghianati orang yang telah ia anggap seperti anak nya sendiri. Nunu berdiri dari duduk nya, ia menghapus air mata nya.

𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang