52-sun?

2 0 0
                                    

Pangeran ke 7, mendekati Alciven. Ia menghembuskan angin lembut ke arah wajah pemuda itu.

Setelah tiupan angin halus dari pangeran ke 7 itu mengenai wajah Alciven—pemuda itu seketika tumbang ke tanah. Mulutnya mengeluarkan darah segar, begitu juga hidungnya.

Samar-samar Alciven bisa melihat, pangeran ke 7 berjalan melewatinya. Hal itu terjadi dengan waktu yang sangat singkat, setelah pangeran ke 7 meniupkan angin lembut kearah wajah Alciven—pemuda itu langsung tumbang ke tanah tampa adanya tanda-tanda terlebih dahulu.

Ia juga bisa melihat, pangeran ke 7 tersenyum kearahnya. Ia menundukkan kepala sesaat—memberikan senyuman hangat kepada muridnya. Lalu ia berjalan dengan tegak melewati tubuh Alciven. Pandangannya terfokus ke arah depan, tidak melihat sedikitpun kearah Alciven setelah itu.

Semuanya menjadi buram, Alciven sudah tidak dapat melihat hal lainnya lagi. Ia hanya melihat — pangeran ke 7 berjalan pergi menuju pintu keluar, sedangkan para penjaga berlarian masuk menghampiri Alciven.

Semua penjaga yang masuk, seperti tidak menyadari kehadiran pangeran ke 7 disekitar mereka. Mereka semua tidak menoleh ataupun mengejar pria itu, hanya membiarkan ia berjalan pergi melewati lautan manusia.

"Kau...." Kata Alciven sebelum ia benar-benar sepenuhnya kehilangan kesadarannya.

***

M

Malam hari, semua orang berkumpul di kediaman keluarga Marley. Alciven terbangun, kepalanya masih sangat pusing, sehingga ia hanya bisa berbaring saja ditempat tidurnya.

Sedangkan Jeremy dan Grayn—keduanya saling terduduk kebingungan diujung ranjang mereka masing-masing.

"Siapa pangeran ke 7 ini sebenarnya? Mengapa bisa melakukan hal-hal yang seperti didalam buku-buku dongeng anak-anak, seperti seorang penyihir." Tanya Grayn kepada sang kakak.

Alciven memaksakan dirinya untuk duduk, ia melihat orang-orang yang berada disekelilingnya.

"Jawabannya tidak terlalu rumit, ia memang bukanlah orang yang sembarangan." Ucap Evan.

Semua orang melihat kearah raja muda itu, dengan rasa penasaran yang semakin tinggi — Cristian bertanya kepada Evan.

"Kalau ia bukanlah orang biasa, maka siapa ia bisa sampai-sampai melakukan banyak hal seperti ini?"

"Ia adalah seseorang yang muncul dengan harapan banyak orang. Mungkin kalian bisa mencari informasi mengenai dirinya—di bekas kerajaan dulu." Ucap Evan memberikan saran.

"Jangan pergi kesana, akan lebih baik jika kita tidak perlu menyentuh kisah atau pun barang-barang miliknya."

Alciven tiba-tiba saja mengucapkan kalimat itu.

"Mengapa? Apakah kau tahu sesuatu?"

"Ia adalah orang yang sangat misterius, memiliki banyak labirin yang harus ditelusuri—jika kita mencari tahu masalalu nya."

"Apakah maksud mu, pangeran ke 7 adalah satu-satunya pangeran yang paling mengetahui semua masalah didalam istana—beberapa tahun lalu?"

"Kau memahami isi pikiran ku, ia menyembunyikan banyak hal."

Evan tertawa kecil, ia mengelus lembut surai Alciven. Ia duduk disebelah anak itu, memberikan sesuatu kepada Alciven.

"Kau seharusnya telah mengetahui setidaknya beberapa ingatan nya. Mengapa tidak jujur saja?"

Alciven menatap mata sang paman, disana ia merasa bahwa pangeran ke 7 mengikutinya.

"Ia tidak ada disini, sudah lama mati."

𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang