29-gemstone

3 1 0
                                    

Sarvya telah sampai di lokasi gudang tua keluarga kevin.

Ia melihat masih ada beberapa warga yang berjaga di luaran sana, ia memakai mantel khusus tim NE.

Dengan santai ia melewati segerombolan warga yang mendatangi nya. Semua orang merasa terpanggil setelah melihat logo yang berada di mantel pemuda itu.

"Tuan apakah kau berasal dari tim komando NE? Tuan apakah kami boleh masuk kedalam sana?!" Tanya salah satu warga panjang lebar.

Sarvya mengayunkan tangan nya.

"Awasi mereka semua, dan geledah rumah-rumah mereka satu persatu." Kata sarvya, pemuda itu kembali berjalan kearah gudang tua tersebut.

***

Snow mencari beberapa barang kecil. Pemuda itu mengambil sebuah besi kecil yang tergeletak di lantai ruangan.

"Mari kita coba bobol pintu yang pertama."

Belum sempat snow mengeluarkan keahlian menjadi seorang pencuri nya itu — sarvya datang bersama beberapa bawahan nya.

"Berhenti!!" Teriak sarvya, pemuda itu mendorong tubuh snow.

Sarvya melihat kedua gagang pintu itu secara teliti. Ia menyipitkan mata nya ketika ia mengecek pintu kedua.

"Buka pintu yang nomor satu, bawa kan tas ku kemari."

Sarvya memberikan sebuah sarung tangan hitam kepada snow. Pemuda itu mendekati gagang pintu itu.

Pintu terbuka, hal pertama yang di lihat oleh kedua pemuda itu adalah ruangan kosong tanpa ada nya barang sedikit pun. Di sana hanya ada debu dan sarang laba-laba dimana-mana.

"Kotor sekali." Keluh snow, sarvya menyentuh tembok yang berada di dekat pintu.

Ruangan itu menjadi terang benderang.

"Ruangan kosong, vin bawa semua orang kedalam ruangan ini—suruh mereka untuk mencari cermin." Kata sarvya.

Snow dan yang lainnya mulai mencari 'cermin' yang di maksud oleh sarvya.




Setelah beberapa saat mencari, snow dan yang lainnya mulai menyerah. Ruangan itu benar-benar kosong, tidak ada barang yang tergantung atau pun tergeletak di sana.

Snow menghampiri sarvya yang sedang bersantai sambil memakan sebuah kue.

"Kawan, kau menyuruh kami semua untuk mencari kan mu sebuah cermin di ruangan kosong ini. Sedang kan diri mu—kau malah bersantai ria di sini." Keluh snow, sarvya berdiri.

Pemuda itu membersihkan kemeja nya dari debu lantai ruangan kosong itu.

Ia berjalan dengan santai kearah salah satu sudut ruangan. Ia diam sejenak di sana.

"Apa yang sedang kau lakukan? Bertapa?" Sarkas snow.

Sarvya mendongakkan kepala nya kearah langit-langit ruangan. Ia tersenyum.

Sarvya mengambil sebuah besi panjang dari ruangan sebelum nya. Ia melemparkan besi itu kearah langit-langit sudut ruangan.

Setelah sarvya melemparkan besi tersebut kesana—tiba-tiba saja sebuah tangga turun dari arah langit-langit tengah ruangan.

Semua orang tercengang, tidak dengan sarvya—pemuda itu segera naik keatas menggunakan tangga itu.

Semua orang tidak berani untuk naik, sehingga semua orang hanya menunggu sarvya kembali dari atas sana.

Sarvya turun, pemuda itu membawa sebuah kertas dan juga beberapa kunci di tangan nya.

Para bawahan nya segera membantu tuan mereka untuk turun dari anak tangga yang terakhir.

𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang