27-gemstone

6 1 0
                                    

Pandangan guryn semakin memudar. Ia tanpa sadar menjambak rambut nya sendiri dengan sangat kuat. Snow yang duduk di sebelah nya pun langsung mengambil sebuah obat yang berada di meja kecil di samping kursi yang ia tempati.

"Lagi. Guryn sebaiknya kau istirahat lah lebih awal, jika kondisi mu ini semakin menjadi parah kami akan di hukum gantung oleh si kakek tua kepala keluarga alexssev itu." Snow memberikan segelas air kepada guryn.

Sarvya berdiri dari kursi nya, ia memerintahkan salah satu dari pelayan nya untuk membawa guryn kekamar nya.

"Kau akan menyusul nya? Berikan kabar yang baik kepada kami." Kata snow, sarvya berbalik dan menganggukkan kepala nya.

Pemuda itu berjalan keluar dari ruangan itu. Ia dengan lembut menutup pintu ruangan—tidak memunculkan sedikit pun suara deritan atau pun benturan dari pintu elegan itu.

"Seperti biasa, sangat menghormati segala aturan dalam menjaga barang antik." Black mengambil secangkir teh, ia meminum teh yang berada di cangkir teh itu.

Snow kembali kekursi nya, ia menujukkan sebuah buku kecil kepada black. Di dalam nya terdapat sebuah daftar nama, Nama-nama asing tertera di sana.

"Apakah ini nama-nama orang-orang kevin? Cepat juga, aku sudah menyelesaikan tugas ku setidaknya 70%. Sarvya telah menyelesaikan tugas nya kalau aku tidak salah ingat — itu sekitar 80%." Black menerangkan segala sesuatu yang ia ketahui.

Snow membaca kan satu-persatu nama-nama yang ada di buku kecil itu.

"Aku rasa kita bisa mulai dari pria tua ini, nama nya carlon. Aku akan meminta kaye itu mengurus pria ini, sedang kan untuk beberapa pelayan yang mengganggu itu Aku akan menyerah kan nya kepada mu. Tidak keberatan?" Tanya snow, black mengiyakan perintah itu.

Tangan nya yang di lindungi oleh sarung tangan hitam, kini sedang sibuk menulis kan nama-nama pelayan milik kevin. Ia menulis kan nama-nama mereka secara berkelompok—di mulai dari yang paling lemah, hingga yang paling kuat.

"Aku harap kau sudah bisa melaksanakan tugas mu besok. Aku tidak akan memaksa—kaye."

Kaye menujukkan wajah nya dari balik jendela yang terbuka. Ia berjongkok; salah satu kaki pemuda itu menjadi tumpuan untuk nya, dan yang lain nya di tekuk.

"Tentu saja, Aku bisa melakukan nya malam ini juga kalau kau ingin. Membungkam orang tua seperti nya sangat lah mudah untuk di lakukan."

Black melemparkan sebuah kertas kecil kepada kaye. Di sana tertulis beberapa hal yang harus kaye hindari jika sedang ingin mengintai target nya.

"Jangan pernah pergi kearah barat kediaman. Di sana sangat di jaga ketat, Aku harap kau mengerti tuan." Black berdiri, Ia berjalan kearah kaye.

Pemuda itu menepuk pundak tuan muda keluarga clarvonocs itu singkat. Lalu ia berjalan keluar dari ruangan itu.

"Si black itu sangat menyebalkan. Padahal ia hanya lah seorang pengecut kemiliteran." Kata-kata kaye itu membuat snow tertawa.

"Orang seperti diri nya tidak mungkin benar-benar adalah seorang pengecut kemiliteran. Ia hanya sedang berpura-pura bodoh—orang yang turun langsung dalam pembunuhan pebisnis yang sebelumnya melakukan kecurangan terhadap kita—Ia lah yang membunuh nya."

Kaye berdiri, Ia memandang kearah jendela. Dengan sopan mengucapkan salam kepada bos nya untuk pergi menjalankan tugasnya.

Sekarang hanya tersisa snow seorang. Ia masih ingin menikmati keindahan rembulan.

Ia mengambil sebuah selimut. Ia menyelimuti diri nya sendiri, tertidur pulas di kursi sofa ruangan itu.

***

𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang