"Apa ini?" Tanya Jerry kepada adiknya.
Sarvya berbalik, menunjukkan sebuah roda di dalam dinding itu.
"Sebuah mekanisme untuk membuka sesuatu. Sepertinya tuan laezard kita yang terhormat—telah mencuri sesuatu dari ruangan rahasia ini." Ucap sarvya.
Jerry membalikkan tubuhnya, ia merasa bahwa tidak ada sesuatu yang aneh dari laezard.
"Sepertinya tidak ada yang aneh dari pria ini. Memangnya benda apa yang ia curi?"
Sarvya berjalan menghampiri pria tua itu, ia memandangi pria itu untuk beberapa saat. Ia memperhatikan setiap inci dari tubuh pria itu, dengan kehati-hatian pemuda itu mulai berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan si pria tua.
"Menyebalkan sekali, kau mengambil sesuatu yang bukan milik mu."
Sebuah kotak kayu berukuran kecil terlihat. Kotak itu memiliki sebuah gembok yang memiliki ukiran bunga yang menghiasinya.
Sarvya berdiri, ia mengangkat lengan si pria tua.
"Sejak kapan kau mulai menggunakan benda-benda ini? Aku rasa kau bukan lah seseorang yang seperti ini." Ucap nya.
Di lengan pria tua itu, terdapat sebuah pedang kecil. Pedang itu dilapisi oleh racun.
"Mengapa sekarang meracuni seseorang memiliki daya tarik nya tersendiri? Aku jadi takut." Ucap sarvya dengan wajah mengejek.
"Kau takut diracuni? Bukan kah sedari awal kau sudah terkena racun buatan ibu mu itu?" Ucap si pria tua.
Sarvya mengambil pisau kecil itu, ia menyayat leher si pria tua.
Darah yang keluar berwarna hitam, tentunya pria tua itu sudah lebih dahulu diracuni. Terlihat dari warna darah yang sudah menjadi hitam itu.
"Hati siapa lagi yang telah kau singgung. Aku lelah harus menggendong beban pemberian mu itu—kau berpikir bahwa kemampuan ku masih sama seperti dulu? Musuh ku sudah terlalu banyak, aku akan memberikan mu kepada si tua fruke." Sarvya mendorong kencang tubuh laezard ke lantai.
Pemuda itu berjalan keluar dari sana, ia mengambil sebuah permen dari saku nya.
"Aku rasa benda ini seharusnya dileburkan saja ke danau itu."
Jerry yang mengikuti adiknya itu, mendengar ucapan sarvya—tidak dapat menahan diri untuk bertanya.
Ia berlari kecil untuk menyusul sang adik.
"Apa maksud mu? Benda apa ini? Hanya sebuah batu putih—apa yang spesial dari benda ini?" Tanya Jerry.
Sarvya berjalan keluar dari kediaman keluarga ibunya. Ia berhenti di sebuah aliran air yang berada tidak jauh dari sana.
Ia memasukkan tangan nya kedalam aliran air tersebut. Air itu menjadi warna hitam ketika ada suatu benda yang berada di permukaan nya.
"Bagaimana bisa?" Sekali lagi Jerry bertanya kepada saudara nya.
"Sudah ku duga, laezard tidak mungkin akan semudah itu terkena racun hurjin. Sepertinya ibu telah membuat aliran air ini menjadi racun berjalan." Jelas sarvya.
Mata pemuda yang berada disamping sarvya itu, seketika membulat karena sarvya masih bisa dengan santai nya memasukkan lengan nya kedalam aliran air tersebut.
"Kau...!! Bagaimana kau bisa santai saja?!"
"Jangan panik, aku sudah terkena racun ini dari awal. Ini tidak akan membahayakan nyawa ku."
Sarvya kembali berdiri, kali ini ia berjalan ke arah hutan. Jerry mengikuti saudara nya itu—tidak ingin terlalu banyak bertanya, ia pun memutuskan untuk mengambil sebuah ranting kayu, untuk sekedar menyembuhkan rasa kepenasaran nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞
Mystery / Thriller⚠️warning⚠️ cerita ini hanya cerita fiksi belaka, jika ada kesalahan kata mohon dimaafkan. cerita ini berkisah tentang seorang bangsawan bernama Jeremy, ia memiliki banyak teman. hidup nya sangat indah dan tertata rapi. kisah hidup nya sangat menar...