Meninggalkan diri ku. Cukup kakak dan ibu ku, Aku selalu berdoa kepada tuhan agar kalian selalu di lindungi dari segala hal buruk di luar sana. Jeremy berjanji lah kau tidak akan meninggalkan diri ku seorang diri di kandang serigala rakus itu." Ucap seseorang di belakang Jeremy, ketika ia mendengar suara tersebut, Jeremy segera menoleh kearah sumber suara. Terlihat di sana seorang pemuda bermata biru dan berambut pirang sedang berdiri di depan pintu menuju taman belakang. Jeremy segera beranjak dari kursi nya, ia berjalan menuju pemuda yang ia kenal—ia adalah nathan—sahabat masa kecil Jeremy dan cristian. Nathan pada saat itu sedang menangis, Jeremy segera menghampiri nya. "Hey, mengapa kau menangis panda? Apakah kau memiliki cerita buruk pagi ini?" Tanya Jeremy kepada nathan, nathan segera memeluk sahabat nya itu.
"Aku... Mendengar semua ucapan mu beruang madu... Kau!!... Kau adalah sahabat ku, Aku tidak mungkin berpikiran buruk seperti itu kepada mu."
"Sudah jangan menangis lagi.... Ayo duduk bersama ku di meja itu, Aku akan memanggil pelayan ku untuk membawakan camilan." Ucap jerawat menenangkan nathan, nathan menggenggam tangan seputih susu milik Jeremy. Ia memperhatikan kalung yang di jadi kan gelang milik Jeremy; gelang itu bisa di jadikan sebuah kalung, gelang itu memiliki liontin bunga mawar putih kesukaan Jeremy. Dan ada dua liontin kecil lain yang bergambar kan bunga lili kesukaan ibu nathan. Di tengah-tengah masing-masing liontin bunga lili itu terdapat sebuah logam yang memisahkan ketiga liontin bergambarkan bunga tersebut.
"Kau masih menyimpan kalung ini? Benda ini dulu nya adalah kalung ibu ku, aku memberikan kalung ini kepada mu ketika kau berulang tahun yang ke lima belas tahun. Tak ku sangka benda itu kau jadi kan gelang, itu indah jika berada di tangan mu. Sangat menawan, sama seperti ketika benda itu bergelantungan di leher mulus milik ibu ku." Ucap nathan, memang benar benda itu awal nya adalah sebuah kalung—hanya saja terkadang ibu nathan sering menjadi kan benda itu gelang ketika ia tidak sedang melakukan acara-acara penting dan ketika ia sedang di lukis. "Kau terlalu menyanjung ku dengan mengatakan benda ini cocok jika berada di tangan ku, benda ini tidak sepadan cantik nya jika berada di tangan ibu mu, benda ini seperti menjadi sebuah gelang tampan liontin indah tergantung di beberapa sisi nya jika bergantung di tangan indah milik ibu mu nathan." Jawab Jeremy dengan suara yang lembut.sosok Jeremy di mata kedua sahabat nya adalah sosok malaikat tanpa sayap, ia sangat baik dan memiliki budi pekerti. Muka nya dapat memancarkan dua kata pemuji sekaligus, ia bisa terlihat tampan dan menawan dalam satu sisi. Terkadang cristian dan nathan selalu berpikir—apakah Jeremy sebenarnya adalah seorang wanita, jika rambut nya panjang sedikit saja, seperti nya orang-orang akan beranggapan bahwa ia adalah seorang wanita cantik. Akan tetapi di balik semua itu, mereka berdua sering kali melihat mata indah nya mengeluarkan air mata yang deras, membuat wajah nya menjadi sedikit memerah; penampilan pria itu sangat sempurna, dari ujung kaki hingga kepala tidak ada yang terlihat buruk sedikit pun. Di mulai dari ujung rambut, rambut nya berwarna coklat, mata nya berwarna hezel—mata nya memiliki garis yang tajam di akhir mata nya, akan tetapi garis tajam tersebut sangat halus, bulu mata nya lentik, warna kulit nya seputih susu, bibir nya berwarna pink, tinggi nya 184cm. Ia sangat tampan.
"Kau sempurna Jeremy, tidak ada hal buruk sedikit pun dari penampilan mu."
"Tidak, aku tetap lah manusia yang memiliki kekurangan dalam sikap atau pun fisik. Tubuh ku lemah, tidak seperti tubuh mu yang kuat itu nathan. Semua manusia memiliki kekurangan nya masing-masing, tidak perduli itu tentang fisik atau pun sikap. Kita memiliki keunggulan masing-masing, dan itu lah yang membuat kita istimewa di mata orang lain." Jawab Jeremy sambil tersenyum tipis kearah nathan. "Penampilan mu mengingat kan ku kepada ibu ku Jeremy, bagaimana ibu ku selalu bersikap rendah di depan orang lain, aku melihat sosok ibu ku ada dalam diri mu..." Ucap nathan. "Sudah berapa kali ku bilang, aku tidak bisa menyamai ibu mu nathan. Ia adalah wanita yang sangat baik, Ia juga cantik. Sangat berbeda dengan diri ku, aku..." Ucapan Jeremy terpotong, Ia menoleh kearah nathan. Memejamkan mata dan menghirup udara dengan lembut. "Aku tidak sebaik diri nya..." Hening, tak ada satu pun suara yang terdengar dari kedua manusia itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞
Mystery / Thriller⚠️warning⚠️ cerita ini hanya cerita fiksi belaka, jika ada kesalahan kata mohon dimaafkan. cerita ini berkisah tentang seorang bangsawan bernama Jeremy, ia memiliki banyak teman. hidup nya sangat indah dan tertata rapi. kisah hidup nya sangat menar...