34-incident?

3 1 0
                                    

Satu tahun telah berlalu, kini semua orang telah memiliki keluarga kecil mereka masing-masing.

Begitu pula dengan tuan muda beonatte kita—sarvya. Di tahun ini, pemuda itu akan melangsungkan acara pernikahan nya.

Semua orang dari departemen CLC, NE dan RSP berkumpul di kediaman keluarga beonatte.

Bersamaan dengan acara pernikahan itu, besok nya—sang tuan muda keluarga beonatte tersebut akan mendapatkan gelar sebagai seorang grand duke.

Semua orang yang di undang didalam acara pernikahan tersebut, berasal dari keluarga bangsawan.

"Aku turut berbahagia untuk mu teman."

Semua tamu berbalik, semua mata tertuju kepada seorang pria muda; ia tinggi, mata nya biru langit dan warna rambut nya sedikit berwarna coklat akan tetapi masih memiliki sedikit warna pirang.

Ia adalah ketua pimpinan NE, snow.

Ia berjalan dengan santai kearah altar, menggunakan jas hitam gelap nya.

Semua mata memandangi nya takjub, pria itu benar-benar seseorang yang sangat tampan.

"Selamat ya flaya, jika Ia melukai mu—bakar saja semua karya lukisan nya." Ucap snow memberikan saran.

Sarvya tidak terlalu ingin mendengarkan pembicaraan kakak beradik sepupu itu. Ia hanya fokus untuk membaca buku nya.

"Hey, tidak sopan jika ada seorang tamu penting seperti ku, kau malah sibuk membaca buku." Snow memaksa teman nya itu untuk berdiri dan berjabat tangan dengan nya.

Sarvya mencoba untuk mencari pembelaan ke pada istri nya. Ia mengadu kepada flaya selayaknya seorang anak kecil yang sedang mengadu kepada ibu nya.

"Sudah-sudah, kalian ini jangan membuat keributan."

Kedua nya pun segera diam, dan duduk di kursi mereka masing-masing.



***

Besok nya, snow sedang sibuk dengan pekerjaan nya.

Dengan rasa hampa, ia mengambil secangkir kopi yang ada di atas meja nya.

Ia terlihat sangat lelah, hari ini sarvya tidak bisa datang ke NE untuk membantu nya. Hal itu lah yang membuat nya harus lebih bekerja ekstra untuk mengerjakan semua pekerjaan tersebut.

Tidak ada waktu untuk mengeluh, setumpuk kertas telah menunggu untuk di cek dan di tanda tangani.

"Benar-benar menyulitkan."

Setelah berjam-jam terjaga untuk membaca semua kertas-kertas itu, akhirnya snow pun bisa beristirahat.

Ia memutuskan untuk tidur sebentar di sofa nya. Ia menghela nafas panjang, merasa bahwa sekarang dia akan benar-benar bisa beristirahat.

Belum sempat ia menutup mata, suara ketukan pintu pun terdengar.

"Seperti aku memang ditakdirkan untuk tidak istirahat hari ini. Penyiksaan semacam ini benar-benar sangat menyiksa ku." Snow berjalan dengan malas kearah pintu.

Pemuda itu membuka pintu, ia melihat sosok pria tua kekar.

Ia adalah ketua CLC, pria tua itu menyerah setumpuk kertas kepada snow.

Snow yang menerima penyiksaan beruntun itu pun mulai mengajukan protes.

"Pak tua! Aku sudah lelah. Biarkan aku beristirahat sebentar saja." Mohon snow kepada sang atasan.

Pak tua itu pun mengangguk, ia menutup kembali pintu masuk ruangan snow.

"Ohh, guru yang baik."

Snow meletakkan setumpuk kertas itu di atas meja nya.

𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang