26-gemstone

5 1 0
                                    

Snow menghitung menit demi menit di dalam otak nya. Menunggu seseorang dengan sabar.

"Snow, apa yang sedang kau lakukan? Menghitung?"

Snow berhenti menggerakkan jari-jarinya. Ia membuka mata nya —menatap kearah pintu dengan tatapan tajam.

Sesosok manusia terlihat, itu ada adalah sarvya. Pemuda itu juga membawa seorang wanita di belakang nya, black mengangkat senjata nya.

Sarvya menurun kan senjata itu. Dengan hati-hati berjalan melewati black.

"Ini wanita yang kau minta. Aku tidak tahu apa alasan mu ingin bertemu dengan nya — akan tetapi aku saran kan jangan membuat keributan dan masalah."

Semua orang keluar dari ruangan itu, menyisakan snow dan si wanita di sana.

"Apakah ia adalah tuan muda sarvya freks beonatte?"

Pertanyaan si wanita di jawab anggukan kepala oleh snow.

"Ya, pemuda itu adalah tuan muda kedua keluarga beonatte. Jangan heran dengan sikap nya—selalu mementingkan diri sendiri adalah hak yang biasa di sini nona.

"Jadi kau ingin memberikan ku informasi apa? Apakah tentang kevin?"

Si wanita segera duduk berhadapan dengan snow. Ia memandang kearah sudut ruangan, memastikan bahwa tidak ada orang lain di sini.

"Ya, sarvya beonatte. Seorang penulis muda di tahun ini, berasal dari luar wilayah Inggris." Kata snow, si wanita sedikit terkejut. Yang semua orang ketahui tentang sarvya adalah ia berasal dari Inggris.

"Ia bukan orang Inggris? Jadi seluruh keluarga beonatte adalah keluarga imigran?" Tanya si wanita.

Snow menjawab 'ya' dan lalu pemuda itu segera memfokuskan kembali diri nya untuk kembali ke pembahasan awal.

"Baik, aku hanya akan bertanya sedikit kepada mu. Oh ya—kita belum sempat berkenalan. Perkenalkan nama ku snow joseph werleyn." Snow mengulurkan tangan nya.

"Nama ku Lenora jeylens, salam kenal tuan muda snow."

Snow mengambil sebuah kertas di saku baju nya. Ukuran nya kecil, isi dari kertas itu adalah pesan dari salah satu pelayan kevin.

"Jelas kan ini, apakah benar kevin sedang membuat beberapa obat-obatan baru? Mengapa, apakah ia kekurangan peminat dengan produksi barang haram nya yang saat ini?"

Pertanyaan snow di jawab anggukkan kepala oleh lenora.

"Ia hanya merasa tidak puas. Pria tua itu sangat pemilih, ia juga sangat sombong dan terlalu percaya diri. Tuan snow — pria tua seperti diri nya seharusnya telah mati sekarang."

Snow mengangkat alis nya, wanita itu sangat berani. Hanya saja ia tidak ingin di bunuh hanya karena mengucapkan sebuah kalimat fakta ini.

"Siapa saja orang-orang nya?"

Lenora memberikan sebuah daftar nama kepada snow.

"Seperti nya kau sangat ahli dalam hal mencuri barang penting nona." Ucap snow, lenora berdiri.

"Aku harus segera kembali sekarang." Wanita itu memberikan hormat kepada snow.

***

Perkemahan hari libur. Kevin dan ketiga teman-temannya sedang pergi berkuda di hutan milik keluarga kevin.

Di tengah-tengah kegiatan mereka tersebut, salah satu dari mereka melihat siluet seorang pria tinggi. Pria itu menggunakan sebuah mantel berwarna biru tua.

"Siapa di sana?!" Teriak nya.

Hening. Tak terdengar suara apapun dari balik semakin belukar itu.

Kevin menuruni kuda nya, ia berjalan kearah semak-semak itu dengan hati-hati.

𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang