Kegelapan menyelimuti kedua anak muda itu. Louis mencoba untuk berdiri, pemuda itu tak bisa melihat apapun—ruangan yang kecil dan gelap membuat pemuda itu hampir saja terjatuh karena tersenggol sebuah benda.
"Tempat ini sangat kecil, gelap sekali." Keluh flora, gadis itu segera mengikuti langkah kaki louis yang berada di depan nya.
Di ruangan itu penuh akan benda-benda yang sudah tak terpakai oleh sang pemilik rumah. Debu ada dimana-mana, dan tidak lupa juga dengan para sarang laba-laba yang imut dan mengemaskan.
Louis berjalan perlahan-lahan kearah pintu keluar, pemuda itu menempelkan telinga nya kepintu—berniat untuk mencari tahu kondisi di luar sana. Terdengar suara ricuh yang berasal dari ruangan tengah. Semua orang berlarian tanpa arah, pintu keluar di tutup menggunakan kayu dari luar. Pintu keluar dari arah belakang rumah di jaga ketat oleh sekelompok pria berbaju hitam. Teriakkan kesal dari anak-anak bangsawan itu memenuhi rumah kecil itu.
"Kita hanya bisa menunggu sampai ada seseorang yang menyelamatkan kita—atau setidaknya sampai kondisi sedikit lebih kondusif. Di rumah ini ada empat jendela, 2 di bawah dan 2 nya lagi di atas. Kita akan pergi ke jendela di bagian dapur, seingat ku jalan menuju kedapur ada di sebelah kanan. Rumah ini sangat menyebalkan, hanya memiliki 4 jendela? Apakah robert ini sangat pemalas untuk membersihkan jendela—sampai-sampai ia membeli rumah dengan jendela yang sangat sedikit ini?" Kata louis mengeluh, pemuda itu duduk bersendar ke pintu ruangan kecil itu. Flora duduk di sebelah nya, mereka berdua duduk sambil memikirkan cara agar dapat sampai tanpa ketahuan oleh sekelompok pria berbaju hitam itu.
Beberapa saat kemudian, suara kericuhan dari luar secara perlahan-lahan menghilang. Louis segera mengintip dari lubang kunci di pintu itu. Semua orang sudah menghilang, yang tersisa di sana hanya lah beberapa pria berbaju hitam. di depan pintu ruangan ada dua pria berbaju hitam sedang berjaga di sana. Louis beranjak dari duduk nya, pemuda itu mencari sebuah benda yang menurut nya cukup kuat untuk memukul ke dua pria berbaju hitam di luar.
"Flora bangun. Cepat ambil ini, ikuti aku."
Flora segera mengambil tongkat besi yang di berikan oleh louis kepada nya.
Louis membuka pintu secara perlahan-lahan, untung saja kedua pria itu sedikit jauh posisi nya dengan pintu gudang gelap itu. Louis mengeluarkan sesuatu dari saku mantel nya, itu sebuah pisau buah kecil.
"Untuk apa kau membawa pisau buah itu? Dan dari mana kau mendapatkan nya?" Tanya flora, louis tersenyum.
Louis dengan hati-hati berjalan kearah kedua pria itu. Dengan sangat percaya diri, pemuda itu berjalan dengan santai kearah mereka.
"Hai paman, apakah kau adalah penjaga di sini?" Flora ketakutan, pemuda ini tidak memiliki otak atau ia tak memiliki rasa takut sedikit pun? Dengan rasa panik yang menyelimuti nya—flora dengan hati-hati mundur beberapa langkah dari ketiga pria aneh itu.
"Ya, apakah kau tahanan yang di kurung di ruangan itu? Cepat masuk kembali kedalam!!" Louis menyipitkan mata nya, ia maju dua langkah kearah pria yang berteriak itu.
"Tidak, tenang lah paman. Aku adalah anak-anak bangsawan yang tertinggal dari rombongan ku. Apakah kau mau membantu ku untuk pergi berkumpul kembali dengan teman-teman ku? Aku sangat ketakutan tadi, karena ketakutan—aku dan teman ku bersembunyi di dapur." Kata louis, anak itu menunjuk kearah lorong yang berada di samping tangga.
Dengan kecerdikan nya—louis seolah-olah membuat mereka berdua baru saja keluar dari dapur rumah. Flora tercengang mendengarkan hal itu, alih-alih kabur lewat jendela dapur, louis malah membuat alasan yang sangat berbahaya itu untuk maju kedepan.
"Benar kah? Kalau begitu ikuti kami."
Flora semakin kebingungan, gadis itu segera merapat kan tubuh nya kepada tubuh louis yang lebih tinggi sedikit di banding kan dengan diri nya. Lalu dengan suara lirih, ia bertanya kepada pemuda itu. "Apa yang terjadi? Mengapa penjahat itu dengan mudah nya percaya dengan ucapan mu? Apakah ia tak memiliki otak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐒𝐢𝐥𝐞𝐧𝐭 𝐎𝐧𝐞
Mystery / Thriller⚠️warning⚠️ cerita ini hanya cerita fiksi belaka, jika ada kesalahan kata mohon dimaafkan. cerita ini berkisah tentang seorang bangsawan bernama Jeremy, ia memiliki banyak teman. hidup nya sangat indah dan tertata rapi. kisah hidup nya sangat menar...