23. Perfect Pain

13.4K 739 21
                                    

Nah lho update lagi 😋
Sekarang update 2 kali seminggu ya di wattpad.
Btw, ekstra part udh rilis di KK + tidak ada part yg dicut 😁

23 Perfect Pain

.

“Mari!” 

Kiantara menyodorkan tangannya untuk digandeng oleh Elena. Mereka telah berada di depan pintu masuk ballroom. Mobil yang sempat dikendarai dititipkan pada salah satu petugas valet. Dan Tisya sekarang entah pergi kemana, perempuan itu buru-buru menghampiri segerombolan perempuan, lalu menghilang dari pandangan Elena.

Kesal. Tentu saja Elena merasa demikian. Tisya yang membawanya kemari, tapi malah meninggalkannya juga.

Elena menatap tangan Kiantara. Wajah pria itu tersenyum kecil, topeng hitam yang ia kenakan membuat kesan misterius. 

Ini adalah pertemuan pertama Elena dengan anak kedua keluarga Jatmika, Kiantara. Pria itu tidak hadir di acara pernikahan Kaisar, atau Elena yang tak menyadari kehadirannya. 

Apa mungkin Tisya mempunyai rencana tertentu sampai meminta Kiantara untuk menjadi pasangan Elena malam ini? Apa tujuannya Elena tak bisa menebak.

Perlahan Elena menyambut uluran tangan Kiantara. Pria itu sejak tadi menatapnya intens menambah debaran pada jantung Elena. Ia sangat gugup karena pikirannya sendiri. Elena harap ini bukan jebakan dari Tisya untuknya.

Mereka berjalan bersisian, Elena menegakan tubuh dan menaikan dagu agar terkesan tak merasa gugup. Ia tak ingin tampil memalukan di pesta orang asing. 

Sesekali ia menelaah gaun yang tamu undangan lain pakai, dan perkataan Tisya memang benar adanya. Gaun Elena bukan yang paling terbuka di antara yang lain. Namun, cukup menjadi pusat perhatian karena warnanya yang menonjol dan berbeda diantara yang lain.

Gaun berwarna emerald Elena, menambahkan sinar pada kulit tubuhnya. Apalagi ketika ia melewati orang-orang, punggung mulus dan rampingnya membuat beberapa orang berdecak kagum malam itu.

Tak hanya itu, keberadaan Kiantara di sampingnya juga menjadi alasan kedua. Meski tertutup topeng, wajah tampan khas keturunan Jatmika mudah dikenali. Apalagi pada punggung tangan di bawah jari telunjuk kirinya terdapat sebuah tato berbentuk bulan sabit dengan dua titik di bawah tato tersebut. Jelas sekali siapa orang dibalik topeng itu.

“Kita menghampiri sang empu pesta,” ucap Kiantara berbisik di telinga Elena. 

Wanita itu mengangguk. Elena tahu bahwa saat ini semua gerak-geriknya dipantau oleh orang di sekitar mereka.

Kiantara melepas gandengan tangannya dan tubuh Elena tersentak kala sebuah tangan menyentuh langsung pinggangnya yang tak tertutup kain. Elena dapat merasakan hangatnya sentuhan tangan Kiantara pada pinggangnya. 

Ia ingin menghentikan aksi Kiantara, akan tetapi terpaksa urung ketika mereka menjumpai seorang wanita yang tengah mengobrol dengan beberapa orang. 

Pandangan Elena tak sengaja menangkap sosok pria yang berdiri di samping wanita bergaun hitam tersebut. Wajah itu tampak tak asing, Elena tanpa sadar menatapnya cukup lama. Ia tahu siapa orang dibalik topeng tersebut, Kiasar, suaminya.

Kontak matanya terputus ketika, Kiantara mengusap bahunya. Elena menatap pria itu dan mendapati sebuah senyuman terbit.

“Dia pasangannya ku malam ini,” ucap Kiantara membuat Elena semakin gugup. Tanpa sadar ia melirik pada pria di hadapannya, Elena tahu Kaisar tengah memandangi mereka.

“Oh ya? Astaga aku baru tahu kamu sudah memiliki pasangan.”

Wanita yang Elena tak diketahui namanya itu tiba-tiba menggandeng Kaisar, mengapit lengannya tanpa malu. 

Perfect PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang