59. Perfect Pain

6.3K 732 19
                                    

59. Perfect Pain

.

Makan malam romantis sesuai dengan permintaan Elena pun terjadi. Kaisar membawanya dengan salah satu mobil sedan mahal miliknya.

Gaun hitam sepanjang lutut dengan potongan sederhana, ditambah dengan kalung emas berbandul kupu-kupu, anting serta rambut diikat tinggi menambah kesan elegan pada penampilan Elena.

Di sampingnya, Kaisar yang tengah menggenggam tangannya menuju suatu lift yang menghantarkan mereka pada sebuah ruangan. Pria itu hadir dengan jas berwarna senada serta rambut yang rapi hasil tangan Elena sendiri. Bisa dikatakan mereka berdandan sendiri, tanpa bantuan sang ahli.

"Bagaimana jika rambut ini dibuat menutupi jidat saja?" tanya Elena dengan kekehan kecil melihat wajah suaminya yang bingung. Ia berdiri tepat di hadapan Kaisar yang tengah duduk di kursi meja rias.

"Menurutmu apakah aku semakin tampan dengan gaya rambut seperti itu?" tanya Kaisar. Ia merasa tak cocok sama sekali. Apalagi beberapa helai rambutnya terkadang menusuk mata.

"Hm... kamu terlihat semakin muda dengan gaya rambut ini," jelas Elena menilai. Tapi, lucu juga wajah sangar Kaisar menggunakan gaya rambut yang menutupi seluruh jidat.

"Benarkah?" Kaisar menarik pinggang Elena. Mendongak ke atas agar dapat melihat ekspresi istrinya.

Elena mengangguk kecil. Namun, tertawa setelahnya. Kening Kaisar mengernyit.

"Kamu menertawaiku?"

"Tidak Kai. Kamu memang terlihat lebih muda dengan gaya rambut ini."

"Aku tidak ingin kamu terlihat seperti sedang berpacaran dengan seorang pria muda. Sebaiknya, huat gaya rambut seperti biasanya saja!"

Elena mengusap pipi Kaisar dan tertawa. Ia menunduk lantas mencium bibir suaminya. Kaisar tersenyum lembar, senang atas sikap istrinya yang manis sekali.

Elena kembali menata rambut Kaisar. Menggunakan spray rambut agar rambut Kaisar tetap rapi.

"Kamar?" lirih Elena ketika mereka sampai di depan sebuah pintu.

Kaisar tak menjawab, ia membuka pintu dengan kunci kartu di tangannya. Bunyi pintu terbuka, Kaisar menarik tangan Elena dan masuk.

Decakan kagum tak bisa Elena tutupi. Ruangan itu telah dihias sedemikian rupa. Begitu cantik dan menawan. Ruangan itu dilengkapi oleh pintu kaca yang mengarah pada balkon.

Elena berjalan terlebih dahulu. Di bagian balkon terdapat meja makan yang menyajikan berbagai hidangan serta minuman. Lampu gantung ada di atas meja untuk menerangi. Suasana remang, namun tampak begitu romantis.

Tangan Kaisar bertengger di bahu Elena. "Apakah ini sudah cukup romantis, Sweetheart?"

"Hm." Elena mengangguk kecil. Ia tersenyum pada Kaisar. Hatinya menghangat atas pemandangan tersebut. Kaisar telah menyiapkan semuanya dengan baik.

Tak sia-sia perjuangan asisten Kaisar. Ya, tentu Elena tahu bahwa asisten suaminya lah yang telah melakukan pemesanan pada pihak hotel. Kaisar mana ada waktu untuk melakukannya.

Kaisar membawa Elena makin mendekati meja. Mendorong kursi ke belakang, lantas menuntun Elena untuk duduk manis. Kaisar meraih tangan istrinya, mengecup beberapa kali hingga Elena tertawa geli.

"Katakan bahwa kamu sangat menyukainya, Sweetheart!"

"Aku sangat menyukai ini. Terima kasih Kai."

Perfect PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang