53 Perfect Pain

7.6K 786 36
                                    

53 Perfect Pain

.

Hari baru saja dimulai. Begitupun dengan rutinitas sehari-hari Elena. Ia terbangun dalam pelukan suaminya tanpa sehelai benang pun melekat di tubuh mereka. 

Elena mengubah posisi menjadi duduk. Tangannya meraih kaos kebesaran milik Kaisar, kemudian menggunakannya. Ia mengeluarkan rambut panjangnya dari dalam leher bajunya. Akan tetapi, sebuah pelukan dari balik tubuhnya mengagetkan Elena.

“Kamu bangun pagi sekali,” ujar Kaisar seraya mencium tengkuk dan mengusuk-ngusuk perut Elena dengan telapak tangannya yang hangat.

 “Ini sudah jam enam. Beruntung kita bisa bangun pagi,” jawab Elena. Semalam mereka melakukannya lagi untuk kesekian kali. Dikarenakan dalam kondisi mengandung, Elena meminta Kaisar bermain dengan lembut. Beruntung pria itu tak memprotes sama sekali.

“Kamu yang meminta lagi dan lagi. Ingat?”

Wajah Elena memanas. Seperti bisa merasakannya, Kaisar tertawa kecil.

“Kamu tenang saja. Aku cukup menyukainya,” goda Kaisar.

Elena jadi teringat akan kejadian semalam. Dimana ia lah yang selalu meminta lebih pada Kaisar. Ia malu sekali, pipinya sudah memerah.

“Aku harap bayi kita akan segera hadir di sini.”

Malam itu Kaisar menciumi perut Elena. Entah mengapa ia menyukai bagian tersebut dari istrinya. Aneh, tidak seperti biasanya.

“Kai!”

“Hm?” 

Perut Elena yang masih ramping tak akan membuat Kaisar curiga. Jadi, meski sedikit gugup Elena membiarkan Kaisar melakukan apa saja pada bagian tersebut.

“Bisakah malam ini kita bercinta dengan santai?”

Kaisar mendongak. Sementara Elena menunggu jawaban dengan perasaan gugup. Kaisar mengusap rambutnya dan kini wajah tampan itu tepat berada di atasnya. 

“Tentu saja, Sweetheart,” bisiknya dengan suara berat. 

.

Kaisar menggandeng tangan Elena saat mereka turun dari mobil. Wajahnya tampak cerah dan hanya tersenyum pada istrinya. Beberapa pegawai yang lewat ia sapa, sangat berbeda dari biasanya. Bisa dikatakan bahwa suasana hati Kaisar amat bagus pagi ini.

“Aku akan datang terlambat makan siang nanti. Kamu tidak masalah?” tanya Elena saat mereka berada di dalam lift.

“Ada apa?” tanya Kaisar. Matanya memandang lekat pada wajah Elena yang selalu cantik di matanya.

Dulu wanita itu bagai angin lalu untuk Kaisar. Ketika ia datang ke rumah Clara, Elena  tak menjadi perhatian Kaisar, karena kerap kali membuat jarak. Bahkan wanita ini jarang menampakkan diri kecuali di hari-hari penting antara dua keluarga.

Padahal Clara kerap kali menceritakan kedekatannya bersama Elena. Mengatakan bagaimana sifat Elena yang sangat cocok dengan kepribadian Clara. 

Kini tanpa diduga wanita yang jarang dilirik olehnya dulu malah berhasil meraih hatinya. Membuatnya rindu setengah mati meski berpisah sebentar, membuatnya menjadi sosok yang berbeda saat bersama, sekaligus membuat Kaisar merasakan ketakutan atas kehilangan.

Elena telah berhasil membuat Kaisar merasakan itu semua. 

“Aku memiliki pertemuan singkat dengan seorang teman di salah satu kafe. Hanya mengobrol sebentar, mungkin tiga puluh menit,” jelas Elena.

“Sepertinya kamu memiliki banyak teman, Sweetheart. Aku jadi cemburu, acara makan siang kita selalu terkendala.”

Entah itu sindiran atau tidak. Elena menjadi kikuk. “Hm, jika kamu merasa tidak bisa menunggu. Aku akan langsung makan di luar saja.”

Kaisar menggelengkan kepalanya, “Tidak, Elena. Aku akan menunggu mu di jam setengah satu siang. Pastikan kamu sudah berada di ruanganku, oke?”

Kedua sudut bibir Elena tertarik ke atas. “Oke, aku akan datang tepat waktu.”

Tangan Elena ditarik lembut oleh Kaisar. Tangan kirinya bertengger di pinggang Elena. Tubuh mereka saling bertubrukan. 

Ciuman hangat di kening Elena dapatkan sebelum suara dentingan berbunyi, mereka telah sampai di lantai dua. Namun, sebelum Elena keluar, ia menarik dasi Kaisar dan mengecup bibir suaminya. 

Pintu lift yang telah terbuka membuat orang yang ada di luar dapat menyaksikan adegan tersebut. Kaisar terkejut, sama halnya dengan karyawan yang ikut menyaksikan.

“Semangat bekerja!”

Elena langsung kabur, meninggalkan Kaisar yang mematung karenanya. Pria itu terkekeh seraya memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana kain yang disetrika rapi oleh Bi Murni.

Sejak semalam Elena bersikap tidak biasa. Hanya saja, Kaisar jelas menyukai sikap manis istrinya. Berharap Elena akan terus seperti itu kedepannya.

.

Elena terburu-buru meninggalkan gedung Living With dengan taksi online. Seseorang telah mengirimkannya pesan pagi-pagi sekali. Saat itu ia tengah berdandan sambil menunggu Kaisar selesai mandi. 

Awalnya ia bingung dan hampir menolak ajakan pertemuan tersebut. Namun, orang itu memohon padanya. Ada hal penting yang ingin disampaikan padanya.

Elena langsung turun dari mobil berwarna hitam setelah mengucapkan terima kasih. Wanita itu melangkah ke arah bangunan kafe yang cukup ramai siang itu. 

Dari luar, Elena dapat melihat sosok yang tengah menunggunya. Orang itu duduk dengan segelas minuman telah ada di atas meja.

Elena mendengus kecil. Sangat tak ingin berjumpa orang itu lagi. Namun, apa boleh buat, ia pun penasaran.

Pendek karena ada bagian yang dicut ya guys 🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pendek karena ada bagian yang dicut ya guys 🤣

Btw smpai jumpa hari jumat. Kencengin lagi dong votenya 😘😘

Perfect PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang