38. Perfect Pain

12.8K 702 21
                                    

38 Perfect Pain

.

Devita yang berada tidak jauh, mengamati dengan tatapan yang lebih tajam. Meski tidak berkata apa-apa, jelas terlihat ia tidak senang dengan perkembangan ini. Namun, kali ini, ia memilih untuk tidak ikut campur langsung dalam percakapan.

Di samping Devita terdapat Tisya yang memilih untuk diam. Ia tak berani bertingkah laku aneh yang membuat sang ibu curiga, bahwa sebenarnya mereka tak sepaham. Tisya jelas dapat merasakan ketidaksukaan sang ibu pada kedekatan Elena dan Kaisar.

Sementara itu, beberapa tamu lain yang mendengar gosip tersebut mulai memandang dengan lebih heran.

"Coba kalian pikirkan!" bisik seorang wanita dengan nada penuh rahasia, "Elena itu sepertinya sangat murahan. Bayangkan, dia menerima Kaisar dan mau tidur dengannya padahal mereka bisa dikatakan asing. Wanita macam apa yang melakukan itu?"

"Ah, itu tidak mengherankan," sahut seorang pria dengan nada mengejek. "Dengan Kaisar yang tampan dan kaya raya, tentu saja mudah bagi Elena untuk menerima. Siapa yang tidak mau?”

“Benarkah semua itu? Aku sulit percaya kalau Kaisar akan melakukan hal seperti itu," kata seorang pria dengan nada skeptis.

"Yah, siapa yang tahu? Mungkin benar mungkin tidak. Tapi lihat saja mereka sekarang, sepertinya Kaisar berusaha menunjukkan bahwa ia peduli pada Elena” sahut yang lain, mencoba meredam gosip liar yang beredar.

.

Ketika waktu untuk pengumuman gender bayi sepupu Kaisar tiba, suasana pesta mulai memanas dan rupanya bayi pertama pasangan tersebut adalah perempuan. Mereka menyambut penuh suka cita.

Semua mata tertuju ke arah dekorasi megah yang sudah dipersiapkan dengan balon dan pita berwarna merah muda dan biru. Cahaya lampu sorot yang berkilauan menambah kesan magis pada suasana malam.

Halaman belakang rumah sepupu Kaisar dihiasi indah dengan lampu-lampu warna-warni yang menggantung di antara pohon-pohon yang rindang. Meja-meja makan yang panjang terhampar dengan aneka hidangan lezat dan kue-kue manis yang menggoda. Bau wangi dari makanan yang sedang dimasak menguar di udara, menambah selera para tamu yang datang.

Para tamu berkumpul dengan gembira di sekitar halaman yang dihiasi dengan permainan-permainan agar anak-anak mereka memiliki tempat tersendiri untuk bermain. Tawa riang dan cerita-cerita lucu mengisi udara, menciptakan suasana hangat dan ramah di antara keluarga dan teman-teman yang hadir.

Musik riang berdentum dari speaker-speaker yang dipasang di sekitar halaman, memenuhi udara dengan irama yang mengajak untuk bergoyang. Beberapa tamu yang bersemangat mulai menari di tengah-tengah halaman, menambah kesan meriah dan penuh semangat.

Di tengah-tengah keramaian, aroma harum dari panggangan yang menarik perhatian mulai tercium. Para koki ahli sedang sibuk mempersiapkan hidangan panggang yang akan menjadi hidangan utama dalam pesta keluarga ini.

Suara tawa, canda, dan nyanyian yang riang menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat dan mengundang. Semua orang merasa bersatu dalam momen yang istimewa, merayakan akan hadirnya seorang bayi perempuan di keluarga ini.

Dengan cahaya bulan yang bersinar cerah di langit malam, suasana pesta terasa semakin magis dan mengharukan. Keluarga dan teman-teman berkumpul bersama, membagi kebahagiaan dan cinta dalam momen yang penuh berkat.

Namun, ketegangan tak bisa dihindari ketika seorang wanita dengan sengaja menumpahkan minumannya ke baju Elena dengan berpura-pura tersandung. Cairan merah meresap ke dalam gaun biru Elena menciptakan noda yang mencolok dan membuatnya terkejut.

Perfect PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang