part 36

1 1 0
                                    

Untuk beberapa detik Dewa tidak berkata apa-apa. Menetap Hazel lekat, tak habis pikir dengan apa yang ada di dalam otak gadis itu. Jadi ia menganggap Dewa apa selama ini? Dan tentu saja, ia akan membawa Hazel bertemu dengan Helen, tanpa di suruh pun Dewa akan membantu dengan sebisa dia.

"Alasan lo buat mau mengakhirinya kenapa?" Wajah Dewa yang sebelumnya penuh kehangatan kini sedikit berbeda.

Disana Hazel terlihat takut, ia hanya menggeleng. "Aku nggak mau ngerepotin kak Dewa lagi, secara nggak langsung aku cuma morotin kamu."

Dewa berdecak. "Ya terus kenapa kalo lo morotin gue? Gue pun nggak masalah. Toh duit gue banyak." ucapnya menyombongkan diri. "

"Dari awal pun gue udah tau lo milih gue buat wujutin wishlist lo itu karena gue kaya kan?"

"Kalo gue merasa direpotkan, udah dari wishlist lo yang kedua gue pergi ninggalin lo!" tajam Dewa.

"Nggak gitu." lirih Hazel. Matanya sudah memerah, ia tidak berniat membuat suana disini menjadi buruk seperti ini. Hazel paham jika Dewa orang yang mudah terbawa emosi, tapi kenapa harus seperti ini.

"Emang bener ya kata Lauren. Kalo niat lo dari awal emang cuman mau morotin uang gue doang." Mendengar itu air mata Hazel mengucur deras.

***

Dewa masuk ke dalam kamarnya dengan wajah kusut. Ia melempar kunci motor dan jaketnya ke sembarang tempat. Ia juga melepaskan sepatunya dengan kasar.

Dewa terlihat gusar dan masih kesal. Emosinya tak tau kenapa susah sekali untuk di kontrol. Ia lalu duduk bersandar di sebuah kursi yang ada di pinggir jalan tersebut. Ia perlu mendinginkan kepalanya saat ini. Ubun-ubunnya masih terasa panas.

9 Eternity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang