Hari minggu adalah hari libur yang di nanti tiap orang. Tapi tidak semuanya, ada pula yang harus melakukan sesuatu atau apapun itu, yang seharusnya di peruntukan untuk bersantai, terserah ingin kemana dan berbuat apa, eh tapi ada aja, contohnya CEO muda satu ini.
Gin Gehenna sekarang sedang bersiap berangkat ke perusahaan besar miliknya, G'Corp. Di karenakan adanya rapat dadakan yang membuatnya harus segera kesana. Tubuhnya terbalut kemeja merah di padukan jas hitam elegan bercorak emas, jam tangan melekat apik di pergelangan kirinya, wajahnya yang tampan menambah kesan kesempurnaan CEO muda ini.
Kakinya melangkah keluar dari rumah megah bak istana miliknya. Masuk ke dalam mobil Ferrari hitam, yang sudah terpakir di depan halaman besar kepunyaannya. Oknumnya tancap gas menjalankan mobilnya.
Disisi lain seseorang juga harus mengikhlaskan hari santainya setiap saat. dia akan pergi bekerja di sebuah cafe.
Souta. Bocah SMA surai biru itu harus bekerja tiap hari minggu, just minggu dikarenakan cafe tempat nya bekerja selalu ramai tiap hari minggu, tentunya butuh karyawan tambahan kan. Iya Souta salah satunya. Dia harus rela bekerja untuk membiayai sekolah dan dirinya. But, it's okay Souta menikmatinya.
"Acan, Souta berangkat, jangan mengacaukan barang" Souta berpamitan dengan mengelus kucing kesayangannya.
"Bye Acan" Souta buru-buru mengambil ransel biru miliknya lalu menyampirkan ke kedua bahunya. Souta mengunci pintu rumahnya. Berjalan menuju motornya tak lupa memakai helm. Ingat, keselamatan yang utama. Langsung capcus brummm.
Balik ke Gin sekarang. Sunyi di dalam mobil mewahnya, Gin hanya fokus menyetir melihat jalanan.
Tiba-tiba Gin merasa ada yang salah sama mobilnya kenapa memelan, lama-kelamaan mobilnya berhenti, benar-benar berhenti, mati ini. Gin mengerutkan dahinya, berdecak kesal. "Apa lagi" Gin mencoba menghidupkan mobilnya berkali-kali tapi nihil, mobilnya tidak mau menyala.
Souta yang emang harus tepat waktu menambah kelajuan motornya, sampai-sampai meleng tidak tau kalau ada mobil berhenti di depannya. Matanya melotot kaget, dengan cepat dia membelokkan motornya, tapi nahas.
Gin frustasi dari tadi masih mencoba menghidupkan mobilnya "Ck, kenapa harus sekarang" Gin memukul setir mobilnya.
SEERKKK.
Gin merasa mobilnya agak goyah, matanya menoleh ke sumber suara. Matanya menyengrit melihat pengendara motor di belakang samping mobilnya.
"Adoh, untung ngga jatuh dan sempet rem" Sang pengendara motor mengelus dadanya sendiri, membuka kaca helmnya.
"Parkir sembarangan, kurang ajar. Eh mobilnya lecet!"
"Duh gimana dong, kabur aja ga sih" Panik-panik oknum pe nyerempet panik.
"Mobil mahal lagi, gimana ini" Ucap Seseorang grusa-grusu pada dirinya sendiri.
Baru saja kepikiran ingin kabur. Gin keluar dari mobil yang di serempet Seseorang itu. Di mata seseorang itu Gin tinggi, cakep iya, pakai jas. Kaya, satu kata yang terlintas di otak si pemotor, eh- bodo, gimana ini!.
Gin menghampiri si pemotor lalu melihat mobilnya terdapat goresan cukup panjang.
"E-ee maaf saya ngga sengaja" Pengendara motor itu buru-buru turun dari motornya, menyatukan kedua tangannya.
"Buka helm kamu" Gin berucap datar. Si oknum pe nyerempet nurut buka helmnya.
Jrengg. Kala helmnya terbuka, surai biru itu perlahan tertiup angin. Ya, kalian udah tau lah oknumnya siapa. Pendiskripsian Gin singkat, anak ini membuat pupil matanya mengembang. Oke balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...