'Harus ngomong apa ini' batin Souta was-was.
Orang yang tadi teriak memanggil melajukan motornya mendekati Souta bersama orang yang di boncengnya. Iya dua, dua anomali yang yang selalu mengikuti Souta.
"Sama siapa lo tadi?" Pertanyaan kramat terlontar dari si Zakinjing.
"Lo kok jalan" Prat dua dari Garin. Souta total kicep.
"E-Emm anu itu apasih i-itu..., ck" Garin dan Zaki memicingkan mata.
"Santai aja si g-gitu amat, gue culek lo pada"
"Jawab" Garin Zaki barengan masih di atas motor sambil melipat tangan.
"Tadi... anu itu orang nanya jalan, iya bener nanya jalan" Souta berusaha tenang dengan menampilkan giginya.
"Masa" Garin kurang srek.
"Iya bener, tadi dia berhenti di samping gue nanya arah jalan doang" Garin Zaki saling pandang.
"Oh" Bareng prat dua.
"Motor lo kemana?" Tanya Zaki.
"Cebol lagi kumat" Balas Souta mantab, udah dapet alesan soalnya xixixi.
"Kesini naik apa?" Gantian Garin, ini Souta kek di interogasi bae.
"Ojol lah apa lagi" Boong, ya udah si.
"Kenapa turun di sini kocak, sekolah disana noh" Tunjuk Garin ke depan.
"Ada kucing, jadi gue suruh berhenti disini hehe" Teori kucing kembali lagi.
"Ngga kaget sih -_-" Zaki cukup tau.
"Naik sekalian ayok" Ajak Garin sambil menggeber motornya.
"Dongo, mana muat anying" Souta memasang wajah jelek.
"Gapapa ke gesek dikit" Alis Zaki naik turun.
"Gobloy, ada terong-terongan lari!" Souta memberi jari tengah, lalu pergi begitu saja.
"Kejar bokem itu!" Teriak Zaki, tangannya pose supermen.
"Ngoeng" Seru Garin menyusul Souta dengan motornya.
"Anak mane lu anak mane lu" Motor Garin menyamakan lajunya dengan langkah Souta.
"Halo dekcs sini sama abang" Centilnya Zaki.
"Tai beut tai -_-".
Di suasana lain. Gin tiba di rumahnya, ia segera mandi dan bersiap untuk meeting di perusahaan milik sahabat nya. The-Mon, perusahaan kepunyaan Mikazuki Arion.
"Sir sarapan sudah si-" Ucap salah satu maid.
"Saya sudah sarapan, kalian saja" Ucap Gin bergegas ke atas, kamarnya.
Setengah jam berlalu. Gin sudah siap dengan kemeja biru pastel, beserta jas dan celana hitam, jam tangan branded melingkar di pergelangan kirinya. Gin berjalan cepat turun tangga.
"Maaf Sir, makanannya bagaimana" Ucapan si maid memberhentikan Gin.
"Untuk kalian saja"
"Tapi makanan ini..."
"Perlu saya kasih tau berapa kali?. Jangan di buang, kalian makan saja" Semua maids menunduk patuh, Gin melanjutkan langkahnya, keluar dari rumahnya pergi ke perusahaan Arion.
Sebelumnya berganti mobil lain yang ia punya, Lamborghini berwarna hitam classic. Mau tau berapa banyak koleksi mobil Gin?, banyak pokoknya, yang sering Gin pakai paling hanya Ferrari, BMW, dan Lamborghini, sisanya pajangan di Garasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Diversoshallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...