Gin menarik Souta ke dalam pelukannya, tangannya mengusap lembut punggung Souta. Anak itu masih setia memejamkan matanya dengan air yang makin meluruh, sayup-sayup Gin mendengar Souta menyebut Mommy dan Daddy nya.
Souta terisak menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Gin, tangannya yang bergetar meremat jas si CEO.
"Takut" Ucap Souta lirih masih dengan isakan.
"It's okay, saya disini. Maaf membuat mu takut" Suara Gin merdu di dengar, tangannya sekarang mengusap lembut tangan Souta dengan jempolnya.
"Ssstt, nggapapa" Gin semakin mendekap erat Souta, mengelus surai biru itu sayang.
Gin membiarkan Souta menuntaskan tangisnya terlebih dahulu, tangannya juga masih sibuk menenangkan.
"Sudah?" Tanya Gin halus, Souta mengangguk lemah di dada Gin.
"Maaf" Ucap Gin sembari menghapus lelehan air mata pada pipi Souta.
Puppy eyes itu masih meninggalkan jejak air mata, hidungnya yang memerah lucu, dan bibir mungil yang sedikit mencabik. Astaga imoet sekali mana tahan?!. Harus tahan.
"Sudah jangan menangis, kamu jelek" Ucap Gin terkekeh menahan gemas.
"Eunn" Souta memukul main-main pundak Gin, wajahnya semakin di dusalkan. Malu, banget. Tapi ya udah sekalian.
"Maaf, tadi kaget ya" Gin menyisir rambut Souta kebelakang.
"Om ga liat depan si" Protes Souta dengan suara parau.
"Iya maaf, saya kurang fokus" Gin tersenyum, bocah ini lucu kalau batrai nya habis, di tambah habis nangis. Souta diam saja, nyaman rasanya.
"Lain kali saya lebih hati-hati" Ucap Gin lagi, kata maaf terus berulang. Souta lagi-lagi hanya mengangguk.
"Mau ngambil cebol sekarang atau besok?" Gin menusuk-nusuk pipi Souta dengan telunjuknya.
"Sekarang" Souta mendongak.
"Baik, sekarang" Gin menahan tawanya. Pengen aop Souta. "Duduk yang benar, kita kesana, atau mau saya pangku?" Goda Gin.
Souta langsung bangkit membenarkan posisinya. Pandangan ke jalan, malu melihat Gin, tangannya lagi-lagi memegang erat sabuk pengaman.
Gin bagian nyengir lihat kelakuan Souta. Lanjut, Gin kembali mengendarai mobilnya santai untuk menjemput cebol nya Souta. Keadaan sunyi menerpa mobil Gin, dirinya yang fokus menyetir dan Souta yang tidak bersuara ternyata tertidur.
"Pasti ada banyak hal yang menimpamu di masa lalu" Gumam Gin sekilas menengok wajah terlelap Souta.
Mobil si rubah berhenti di sebuah tempat yang ada cebol nya. Souta masih terlelap, Gin jadi tidak tega membangunkannya. Terus Gin harus ottoke, secara dia kan -1 treatment doi. Akhirnya Gin turun terlebih dahulu, berbicara dengan orang yang membenarkan cebol Souta, meminta tolong untuk menghantarkan motornya ke rumah Souta langsung.
"Saya masih ada urusan, permisi"
"Ya Sir" Orang itu membungkuk hormat.
Gin balik masuk ke mobilnya, menghidupkan mesin mobil, menjalankan menuju ke kediamannya. Souta di culik?!.wk.
____________________________
Tidur cantik-ekhem ganteng Souta masih bertahan sampai tiba di rumah Gin, buktinya Souta sekarang berada dalam gendongan Gin, pundaknya juga menggendong ransel Souta untuk di bawa ke ruang keramatnya.
Ini yang kedua kalinya Souta masuk ke kamar Gin dengan mudahnya malah-malah yang punya sendiri yang memasukkan dirinya ke dalam private roomnya.
Gin perlahan merebahkan tubuh Souta di ranjang miliknya. Gin membuka atribut sekolah yang sedang Souta pakai, seperti, sepatu, kaos kaki, dasi, dan ikat pinggang, agar Souta merasa lebih nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...