"A-Apa?" Souta dengar sesuatu.
"Bukan apa-apa" Jawab Gin cepat.
"Turunin ih, ngga pegel apa gini terus" Souta memberontak, Gin semakin memperkuat gendongannya.
"Kamu enteng"
"Mau sampai kapan, Souta di cariin Pira nanti" Muak Souta.
"Biarkan" Gin meladeni.
"Ntar gaji Souta di potong gimana, terus kalau di pecat gimana, mobil Om ngga bisa di bayar" Cerocos Souta, Gin fokus memperhatikan.
"Gantinya kamu" Souta yang mau menimpali diurungkan.
"Kok Souta" Suaranya memelan. Gin tertawa ringan.
"Apanya yang lucu?!"
"Kalau misal saya bawa kamu pergi sekarang gimana?"
"Huh?, mau ngapain!?"
"Enaknya diapain ya" Gin sok-sokan mikir.
"Jadi merinding, turunin!" Souta udah frustasi.
"Ada syaratnya"
"Syarat apa- enh" Souta beringsut kala tangan Gin tiba-tiba memegang salah satu telinganya.
"J-Jangan pegang" Souta merasa tidak nyaman, telinganya sensitif. Gin tidak se penurut itu, jempolnya bergerak mengusap pelan.
"Jadi anak baik, Souta" Gin berbisik di telinga lain Souta.
"O-Om Gi-n, berhenti" Souta punya tangan juga, tapi ntah kenapa tangannya seolah menolak untuk bertindak. Souta ciut.
"Telinga kamu merah, sensitif sekali" Masih berbisik. Souta menunduk, bibir bawahnya digigit.
"S-Stoph"
"Panggil saya Daddy lagi, ayo" Mata rubah itu seakan ingin menerkam mangsanya.
"Dad-
"Souta kamu dimana!" Terdengar suara pecah Pira yang memanggilnya dari luar, mungkin di depan pintu cafe.
"Pira"
'Cih, ganggu' batin Gin berdecih tidak suka.
"O-Om Souta harus pergi" Souta menatap memohon. Gin langsung menurunkan Souta, Souta berjalan cepat keluar dari Gang.
Gin melihat punggung itu mulai menjauh. "Kawal dirimu Gin, hampir saja kecolongan" Tangannya memijat pangkal hidungnya, rasa bersalah menyeruak.
"Darimana si, katanya sebentar tapi lama, abis ngapain dari gang kecil situ?" Celetuk Pira.
"Kucing. I-Iya kucing, Souta ngasih makan kucing. Pira tau sendiri kan kalau Souta lihat kucing itu gimana, hehe" Souta tersenyum kikuk.
"Gila kucing, masuk gih, ada pelanggan lagi tuh" Pira petantang-petenteng.
"Iya yok" Souta menarik Pira.
Gin mengintip di sana, melihat situasi sudah aman dirinya cepat keluar. Agendanya ke cafe bukan untuk minum tapi ketemu Souta.
"Sou lo abis darimana" Ucapan Zaki yang dihiraukan, Souta memilih terus berjalan ke dalam.
"Seleb bener"
"Muak ngeladenin bacotan lu" Cetus Garin.
Siang hari. Waktu istirahat untuk semua pekerja, disinilah Souta sedang duduk dan bermalas-malasan, tangannya dilipat sebagai bantal. Bukan tidur melainkan memikirkan kejadian tadi, Souta bingung sendiri.
"Om Gin kok jadi nyeremin, tapi kenapa Souta kok diem aja" Gumam Souta memikirkan.
Ting. Pesan masuk dari ponsel Souta yang berada di sampingnya. Souta menegakkan badannya mengecek ponselnya. Melihat nama yang tertera membuat Souta mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...