"Souta, kamu gapapa?" Nada pria di sebrang sana terdengar khawatir.
"Om langsung sebut nominalnya berapa, mumpung Souta punya, walaupun ngga banyak"
"Kamu kenapa nanya ini, ada apa?"
"...."
"Sou"
"Souta hutang sama Om"
"Saya ngga masalahin itu Souta"
"Biar beban Souta hilang"
"Bukan itu, jawab dulu kenapa nya"
"Om-
"Kamu dimana?, kita bisa ketemu dulu"
"Souta sibuk" Nadanya menekan.
"Saya berbuat salah ke kamu?, kamu marah sama saya?, saya salah apa?"
"Om ngga salah sama sekali"
"Saya ke rumah kamu"
"Souta ngga di rumah"
"Saya tunggu"
"Jangan!"
"Souta kam-
Pip. Sambungan di matikan Souta sepihak.
"Ck, kamu kenapa" Gumam Gin melihat ke arah ponselnya, dahinya mengerut tajam. Perasaannya berkata ada sesuatu yang terjadi.
"Serius sekali, gimana?" Arion masih di sana.
"Dia ngga mau bicara. Tiba-tiba menanyakan perihal awal kita bertemu, bilangnya minta ganti berapa. Nadanya ngga enak di dengar"
"No comment Gin, sorry"
"What can i do bastard?" Ucap Gin sedikit meninggi.
"Wooow calm down Sir. Mungkin dia marah, kau berbuat apa Gin"
"Saya ngga ngerti sama sekali Tuan Mikazuki" Ucap Gin jengah.
"Urusan mu lah, coba pikir kau ada salah ngga?"
"I don't know" Gin memijat pelipisnya.
"Ya sudah itu PR mu, cari tau sendiri" Gin menghela nafas berat.
"Btw, aku harus permisi"
"Terserah"
"Oke, bye Sir Gin. Pikirkan itu" Peringat Arion, setelahnya ia keluar dari ruangan Gin.
Jemari Gin mengetuk-ngetuk meja, pertanda memikirkan sesuatu, ya itu. Apa kesalahan yang ia lakukan pada Souta, tidak ada yang salah pikirnya.
"Apa gara-gara..."
Tinggalkan CEO ini, biarkan dia berpikir.
Souta masih di tempat tadi, terus memandangi nomor yang baru saja ia telpon. "Maaf" Lirih nya.
"Souta udah bilang ke Mama Om buat ngejauh" Lanjutnya.
Diam sejenak menatap senja "Souta pulang dulu Mom, Dad"
Souta bangkit dari duduknya. Kembali ke motornya, mengendarainya menuju rumah. Banyak yang terjadi hari ini, pikiran dan tubuhnya lelah.
Sampai di rumah. Dengan langkah lesunya Souta langsung menuju ke kamar, menjatuhkan tubuhnya di ranjang dengan posisi tengkurap. Semua omongan Mama Gin masih berputar di otaknya.
"Souta ngga mau..." Ucapnya di gantung, kucingnya yang membuat Souta berhenti melanjutkan ucapannya. Acan duduk di samping tubuh Souta.
"Can, Souta bingung. Separuh hati Souta fine-fine aja, tapi separuhnya lagi ngga terima. Atau... emang ngga terima" Souta mengelus kepala acan. Kucing itu semakin mendekat, sekarang mendusal di pipi Souta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...