Gin berjalan masuk ke rumah dengan langkah tegaknya dibuntuti Souta dari belakang.
"Mau apa lagi" Ucap Gin yang baru saja melewati pintu, melihat Mamanya juga Echi sedang berada di sofa.
Mama Gin dan Echi menoleh ke arah Gin. "Acan" Souta menghampiri acan yang di pegang Echi dengan cara di tenteng.
Souta merebut acan dari Echi. "Jangan di gituin acannya, kasian" Ucap Souta merungut seraya mengelus kepala acan.
"Oh salah ya, maaf ngga tau" Balas Echi. Mama Gin memperhatikan Souta dari atas sampai bawah. Gin menuju ke mereka.
"Ayo ke atas" Ajak Gin memegang lengan Souta.
"Nanti. Boleh saya bicara sama kamu" Wanita paruh baya itu buka suara, tertuju untuk Souta. Souta jadi gugup berhadapan langsung sedekat ini dengan calon mertua-ekhem salah, maksudnya Mamanya Gin.
"Bol-
"Gin yang ngga bolehin" Ucap Gin datar menatap wanita itu.
"Dianya mau Gin, memangnya kenapa?"
"Gapapa sebentar aja" Sahut Souta menolehi Gin.
"Tetep ngga. Kita ke atas sekarang" Ucap Gin menekan.
"Gin-
"Enough Ma, Gin lagi ngga mau adu argumen"
Terdengar helaan nafas dari Mama Gin. "Biarin ngomong sebentar"
"Kamu diam" Ketus Gin.
"Gin!" Nada wanita itu meninggi.
"Apa?!" Gin tak mau kalah.
"Kamu udah berani bantah Mama?!"
"Tante, tenang" Echi memegang bahu Mama Gin .
"Gin udah bilang berapa kali. Gin udah dewasa, Gin bisa pilih mana yang baik buat Gin. Cukup Mama ngekang Gin dari kecil, Gin mau bebas Mama jangan jadi penghalang" Ucap Gin masih bisa mengontrol emosinya, padahal tangannya sudah menggenggam erat.
"Kamu ngga peduli sama Mama"
"Jangan ngomong peduli, Mama pernah sekali peduliin Gin?"
Souta bingung harus bagaimana, dia tidak tau apa-apa soal ini, dia hanya bisa menyimak. Tapi pikirannya tau ini semua tidak benar.
"Mama peduli sama kamu Gin, karena itu Mama mau yang terbaik buat kamu" Melas Mama Gin.
"Tapi Mama belum pernah jadi yang terbaik buat Gin" Gin berbalik, pergi melangkah ke atas.
"Gin!" Panggil wanita itu. Terus ini Souta di tinggal gitu aja gitu?.
"Maaf, permisi tante" Souta membungkuk sopan lalu menyusul GinGin bersama dengan acan di tangannya.
Gin masuk ke kamar, berdiri tak jauh dari pintu, mencoba menenangkan gejolak amarah yang hampir memuncak. Souta berdiri di ambang pintu melihat punggung orang itu, Souta maju satu langkah, menurunkan acan lalu menutup pintu kamarnya.
"Om capek ya" Ucap Souta lembut, tidak ada jawaban hanya helaan nafas kasar.
"Om ngga boleh gitu sama Mama Om, gimanapun itu kan orang tua Om. Selagi masih ada Om ngga boleh kayak gitu, nanti Om dikutuk jadi malin kundang loh" Souta mencoba mencairkan suasana.
"Cerewet, kamu ngga ta-
Grep.
"Jangan marah" Souta tiba-tiba memeluk Gin dari belakang, tangan Souta terlihat mungil melingkar di perut Gin. Dan itu cukup membuat Gin terkejut, di sisi lain juga membuat Gin merasa nyaman. Ekhem, tetep stay cool yaw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...