Gin berjalan dengan anggunnya melewati tatapan puja semua orang yang ada, mendekat ke arah meja pesanan, matanya terfokus pada si surai biru yang kaku di tempat.
"Sir ingin pesan apa?" Tanya Pira suaranya melembut malu-malu. Souta yang dengar pengen huek.
"Latte, disini" Datar seperti biasa.
"O-Ow baik Sir, segera" Pira tersenyum. Gin berbalik setelah menggesekkan black card nya, mencari tempat duduk, pilihannya jatuh pada tempat paling pojok. Matanya masih setia pada Souta.
'Jadi dia disini, ngga pernah tau' batin Gin.
"Weh Souta omagaaa guanteng pol, kan" Ucap Pira rame.
"Ah-oh" Kekakuan Souta buyar.
"Dia biasanya take away, tapi ini duduk disini asksksksk" Tangan Pira mengipas. Souta diam.
"Heh, kenapa" Pira menepuk pundak Souta.
"Engga" Souta tersenyum canggung.
"Ya udah sana anterin pesanannya"
"Loh kok Souta?" Nadanya tidak terima.
"Yakan emang kamu Souta". Mampus.
"Kamu aja, bukannya seneng banget tadi" Sanggah Souta.
"Takut minumnya tumpah, soalnya ganteng banget" Ucap Pira hiperbola.
"Ih, tapi" Mata Souta melirik Gin, yang di lirik tau, Souta menggeser matanya.
"Udah, cepet anter"
Ah udah mati ini, otaknya udah ovt duluan. Gimana kalau nambah mahal?, gimana kalau dia di penjara?, gimana kalau dia di suruh beli mobil yang sama?, gimanaaa?!.
Dengan perasaan terpaksa dan takut, Souta menghantarkan latte menuju orang yang duduk di pojok sana. Panas dingin badannya.
"I-Ini si-silahkan" Souta gugup meletakkan cup latte di meja tempat Gin.
"Permisi" Ucap Souta cepat, saat hampir pergi ucapan Gin membuatnya berhenti.
"Pergi?" Ucap Gin menatap lattenya. Souta takut, menggigit bibir bawahnya sedikit menu menunduk. Meratapi nasib yang akan menimpanya nanti.
Pandangan Souta mengedar "A-Anu, timingnya ngga pas Om" Ucap Souta pelan. Banyak orang disini kan, takutnya ada yang tau atau gimana.
"Ikut saya keluar" Gin bangkit dari duduknya, berjalan keluar melewati Souta.
"Duh gimana ini" Gumam Souta, menyibak rambutnya kebelakang.
Pira yang melihat dari tempatnya menyengrit bingung, lalu menghampiri Souta.
"Kok orangnya pergi Sou, kamu apain" Beda banget, suaranya ngegas.
"E-Engga Souta apa-apain kok, pengen di bawa pulang k-katanya. E-Emm Souta keluar bentar ya" Souta gelagapan, buru-buru dia keluar cafe.
"Sou mau kemana" Panggil Pira tidak dihiraukan. "Lah, minumnya kok ngga di bawa".
Atensi Souta mencari keberadaan Gin "Kemana Om tadi, oh" Souta berjalan cepat menghampiri Gin.
Gin berdiri tidak jauh dari cafe, tepatnya di samping cafe kebetulan ada gang sempit di sana. Gin baru saja masuk di gang, di ikuti Souta yang sudah di belakangnya.
Souta berjalan mengekori Gin, lesu. Gin berhenti mendadak lalu berbalik, Souta yang tidak fokus menubruk Gin. "Aduh" Souta sedikit terhuyung. Gin menatap datar ke arah Souta, tangannya di masukkan ke saku celananya.
"Ga punya uang Om" Souta mencoba santai.
"Mau lari kamu?"
"Engga Om ngga" Souta menggeleng cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...