Harris memarkirkan mobilnya di depan Bar, kedua orang yang ada di dalam kendaraan bergegas turun. "Souta ngga ada akses masuk, gimana?" Nadanya sedikit gegabah, Souta ingin cepat-cepat bertemu Gin, bukan apa, dia sangat khawatir.
"Harris chat Arion dulu, biar bisa jemput kita masuk" Souta mengiyakan. Harris mengutak-atik ponselnya.
"Kita tunggu disini sebentar. Sebenernya Harris udah legal masuk ke Bar nya, cuma Arion ngga bolehin Harris masuk sendiri" Souta mengangguk paham. Harris menotice sesuatu dari ekspresi Souta.
"Gapapa, tenang" Harris memegang pundak Souta, Souta menanggapi dengan senyum tipis.
"Yatta, itu Arion. Kemari" Harris mengangkat tangannya. Arion berjalan cepat menghampiri Harris dan Souta.
"Om Gin dimana?, dia kenapa?, dia baik-baik aja kan?" Cetus Souta pada Arion.
"Kamu bisa lihat sendiri nanti, sekarang ayo hampiri dia"
"Dia dimana?" Tanya Harris.
"Private room VVIP paling atas"
"Ya udah ayo"
"Kita lewat pintu sebelah, langsung ke lift" Jelas Arion. Ketiganya melangkah cepat pergi ke sana.
Mereka di lift sekarang. "Souta" Yang di panggil menoleh.
"Sehatin Gin lagi, dia kayak orang bodoh" Ucap Arion langsung, Souta mengangguk cepat.
Ting. Bunyi lift menandakan telah sampai, pintunya terbuka. Beberapa langkah lagi Souta akan bertemu Gin.
"Ayo masuk" Ucap Arion, membuka pintu private room itu.
Brrr. Bau Alkohol menyeruak masuk ke hidung Souta, ruangan ini nuansanya gelap, hawanya dingin, matanya terbuka lebar melihat Gin yang kacau. Yaa, walaupun dia belum melihat langsung wajahnya, karena oknumnya menenggelamkan wajahnya di meja dengan tangan sebagai bantalan.
"Dekati dia, bujuk dia agar mau pulang. Kamu bisa merasakan gimana gilanya dia kan" Ucap Arion.
"Kamu bisa lihat sendiri, ada banyak botol-botol berserakan dan serpihan kaca, itu ulahnya" Ya itu benar, Souta merasa sangat bodoh.
"Take your time Sou, kita tunggu di mobil" Arion menggandeng Harris untuk keluar meninggalkan Souta.
Souta menenangkan dirinya dengan menghela nafas sebentar. Souta mulai memberanikan diri untuk mendekat ke arah Gin. Dan ya, sekarang dirinya tepat di samping Gin.
"Om Gin" Souta perlahan menyentuh bahu Gin.
"Pulang yuk, Souta temenin" Ucapnya lembut tapi ada sedikit getaran di dalamnya.
"Pergi, kamu bukan Souta" Ucap Gin parau, masih di posisi yang sama.
"Ini Souta, Souta disini" Souta menggoyang pelan bahu Gin.
"Kenapa kamu ngga pernah hilang di pikiran saya, kenapa kamu terus menghantui saya. Pergi dari otak saya" Racaunya.
"Ini Souta Om, Om duduk dulu yang bener"
"Suara kamu kenapa mirip Souta?" Gin terkekeh pahit, setelahnya dia menegakkan duduknya.
"Eh?" Kepala Gin sedikit dimiringkan.
"Om kenapa jadi gini si, kenapa sampai segininya" Suara Souta bergetar. Souta bisa melihat dengan sangat jelas bagaimana wajah orang ini. Kacau, mata dan wajahnya memerah, terlihat pula kerutan di wajahnya. Bukan tua, tapi capek.
"Kamu mirip Souta" Gin tersenyum kecut sembari menunjuk Souta.
"Souta ini Souta, tatap Souta" Nadanya meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...