Empakbeas

1.4K 193 27
                                    

Mobil mahal milik Sir Gin sudah tiba di depan rumah Souta.

"Souta mau makan, Om mau mampir dulu ngga?" Gin diam berpikir sejenak.

"Ngapain Souta tawarin ya, Om kan kaya" Souta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ayo" Souta mengangguk, lalu keduanya turun dari mobil.

Tepat saat pintu rumah Souta di buka, bola bulu yang berjalan menyambut mereka dengan ngeongan keras. "Acan" Souta langsung menggendong majikannya itu sembari tersenyum senang.

"Maaf ya tuan majikan, kangen ya hihi" Souta menciumi pipi gembul acan. Gin yang berdiri di belakang Souta melihat pemandangan itu tersenyum tulus.

"Eh, maaf Om kebiasaan soalnya"

"Itu kucing yang acan acan itu" Souta mengangguk semangat.

"Huum, dia lucu kan" Souta mengangkat acan di hadapan Gin.

'Ownernya lebih lucu' pikir Gin.

"Om duduk dulu aja, Souta mau masak" Gin menurut dan duduk di sofa minimalis Souta.

"Maaf ya Om rumahnya emang beda kalau di banding sama istana Om"

"Cukup nyaman, rumah mu ngga seburuk itu Souta. Semuanya tertata rapi"

"Om jadi kayak kritikus aja" Souta nyengir.

"Ya sudah Souta kebelakang dulu, acan juga udah rewel ngeong-ngeong mulu minta makan"

"Biar saya yang kasih makan"

"Om bisa?"

"Saya waktu kecil pernah punya kucing"

"Wihh, ya udah nih acan nya" Souta mengasihkan acan ke tangan Gin. "Souta ambil makanan sama mangkuknya dulu" Souta berjalan beberapa langkah mengambil sarapan acan.

"Ini Om, Om tau takarannya?" Souta menaruh makanan acan di atas meja.

"Saya tau, sudah kamu pergi sana"

Souta drop smile "Hidihh"

Souta mengelus kepala kucingnya "Acan baik-baik ya sama Om Gin, Souta mau masak dulu. Bye" Setelahnya Souta ke dapur.

Gin memulai dengan menurunkan acan terlebih dahulu lalu menuangkan makanan kucing ke mangkuknya, acan yang terus mengeong tidak sabaran.

"Sabar kucing. Noh" Gin menaruh mangkuk berisi makanan di bawah, depan acan, dan langsung di lahap.

Gin mengelus badan si kucing lembut. "Kamu mirip Souta. Berisik tapi lucu" Gin terkekeh ringan.

"Souta" Panggil Gin.

"Naon Om?" Souta sekilas menoleh ke arah Gin.

"Minumnya?"

"Acan kalau minum pas dia selesai makan. Nanti dia nyamperin Souta" Gin ber-oh ria. Souta kembali fokus.

Mata Gin melihat-lihat sekeliling rumah Souta. Rumah ini benar minimalis tapi memenuhi semua fasilitas yang ada.

Seperti dua sofa beserta meja kecil dan tv di depan, sebelahnya ada rak sedang yang berisi beberapa buku juga pajangan, ke sana sedikit ada meja makan dengan empat kursi dan juga terlihat ada dua pintu, kamar pikir Gin. Lalu paling belakang ada dapur. Gin bahkan bisa melihat apa yang sedang Souta lakukan. Semuanya bersih, tersusun rapi, dan cukup mencolok bernuansa putih biru membuat suasananya hidup.

Tapi yang membuat atensi Gin terpaku adalah figura-figura yang berdiri di atas rak berisikan foto keluarga, foto Souta dll, tapi satu yang membuat Gin mengambilnya. Di sana ada satu pria, satu wanita, dan wanita tua, satunya lagi anak kecil yang berada di tengah. Pada gambar semuanya terlihat bahagia, senyum lebar terukir di masing-masing bibir mereka. Kalau di lihat-lihat background foto tersebut terlihat elit.

Daddy Gin [Ginsou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang