Tygafuluhsyatu

1.4K 206 32
                                    

Sorenya. Souta sedang menyiapkan dirinya, perasaan gugup dan campur aduk terlihat pada dirinya, tangannya sedikit dingin, kakinya bergerak tidak nyaman. Sekarang dia sudah berada di cafe tempat dia bertemu dengan Mama Gin.

"Kenapa ga tenang gini, kayak nunggu hasil rapot aja" Gumam Souta.

"Ini mana si ngga dateng-dateng, makin deg-degan euy" Souta celingukan lewat jendela cafe, kebetulan dia memilih tempat dekat jendela cafe, biar fresh gitu ehe.

"Tenang Souta tenang" Souta mengusap dadanya sembari mengatur nafas.

"Souta" Panggil seorang wanita yang di tunggu.

"Tante" Souta otomatis berdiri.

"Duduk aja gapapa" Balas Mama Gin, mendudukkan dirinya.

"Kamu udah pesen sesuatu?" Tanya Mama Gin.

"Belum, nunggu tante aja. Tapi, ngga usah juga gapapa tante"

"Begitukah, ya sudah. Saya juga ngga bisa lama-lama" Souta mengangguk dan tersenyum sopan.

"Saya langsung aja. Kamu punya hubungan sama Gin?"

Souta pov: aba-aba dulu ngapa si.

"E-Emm, ngga tante. Saya sama O-Sir Gin ngga sengaja aja, ngga sengaja terkait lah"

"Bisa ceritakan detailnya?"

"Singkatnya waktu itu saya ngga sengaja nyerempet mobil Sir Gin, dari situ Sir Gin minta ganti rugi, saya ngga bisa langsung bayar. Jadi, kita sepakat, saya bayarnya angsur, dari situ kita kenal"

"Just that" Ucap Mama Gin terlihat kurang percaya.

"Iya tante"

"Kamu beneran bukan siapa-siapa nya?. Berarti kamu itu just orang asing yang ngga sengaja kenal sama anak saya" Souta mengangguk mantap. Actually kata orang asing sedikit mengenai hatinya, tapi bener ngga salah.

"Saya malah ngga percaya, saya tau betul Gin orangnya gimana. Dia ngga pernah sekalipun bawa masuk orang ke rumah yang notabene nya asing, apa lagi ke kamarnya. Bahkan saya, ibunya sendiri kadang masuk ke kamarnya harus izin dulu, tapi kamu dengan gampangnya masuk begitu saja" Ucap Mama Gin panjang lebar antara tidak terima dan tidak percaya.

Souta tidak tau harus menjawab apa. "Kamu pasti di cap spesial"

"Ngga tante, saya bukan siapa-siapa"

"Gin suka sama kamu" Souta menegang mendengar lontaran itu.

"Saya jamin, dia ngga pernah segininya dengan siapapun" Souta tidak ingin menerima asumsi itu, tapi nadanya serius.

"Tapi sa-

"Sekarang saya tanya. Kamu suka sama anak saya?"

Souta terdiam seribu bahasa, tiba-tiba sekali, sekarang apa yang harus ia jawab?.

"Saya harap jawabanmu tidak"

Jleb. 'Kenapa rasanya aneh?' batin Souta, tangannya meremat ujung bajunya.

"Gin anak saya satu-satunya, dari sini kamu paham kan konteksnya gimana?"

"Dia harus mempunyai keturunan yang nantinya menuruni perusahaan, kalau dia nantinya sama kamu, siapa yang mimpin perusahaan kelak. Kamu paham maksud saya Souta?" Ucap Mama Gin blak-blakan.

Jleb. Prat dua.

"Perempuan ungu kemarin itu calonnya Gin. Saya mohon, segera selesaikan urusan kalian itu, setelahnya tolong jangan terlalu dekat"

Jleb. Prat tiga.

"Saya ngga ada pikiran sampai situ tante" Ucapnya ada unsur amarah.

"Mungkin untuk berteman it's okay but, menjauh better. Saya mau yang terbaik buat anak saya, kamu mengertilah"

Daddy Gin [Ginsou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang