"Echi. Mau apa kesini"
"Nengokin kamu lah" Echi mendengus. Gin merolling matanya malas.
"Berisik" Gin kembali menutup pintu kamarnya.
"Eh-loh, Gin buka pintunya. Gin!" Dari luar Echi teriak dan mengetuk-ngetuk pintu.
Ah iya ada orang lain selain dirinya di kamar. Souta melenguh tidak nyaman, karena suara-suara perempuan yang namanya Echi itu.
Gin yang masih di ambang pintu kembali membukanya, keluar dari kamarnya dan kembali menutup pintunya, berdiri angkuh di depan Echi. "Diamlah pengganggu" Nada datar menyertai.
"Jahat banget omongannya"
"Pagi-pagi jangan bikin emosi"
"Kangen buanget aku sama kamu, kamu ngga kangen sama aku ini kah Sir Gin?" Ucap Echi mendayu.
"Saya ngga kenal kamu"
"Dih, cewe cantik gini ga dikenalin, cry" Gin berdecih.
"Pergilah"
"Kamu ngusir?!, baru nyampe lho ini!" Ucap Echi ngegas.
"Jangan teriak sialan" Suara Gin meninggi.
"Iya udah si maaf, kasar ih" Echi manyun sambil bersedekap dada.
"Turun, nanti nyusul"
"Mau ikut masuk" Echi menampilkan giginya.
"Siap ga punya kaki kalau kamu masuk"
"Serem, ga lucu Gin"
"Saya ngelawak?" Gin menaikkan sebelah alisnya. Gin menunjuk Echi dengan dagunya untuk turun.
"Syubul bet dah" Echi berjalan turun dengan menghentak-hentakan kakinya. Setelahnya Gin kembali masuk ke kamarnya, melihat Souta yang masih saja terlelap membuat Gin menghela nafas. Selanjutnya Gin memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.
"Echi sayang, Gin nya mana?" Tanya wanita paruh baya yang duduk di sofa.
"Tauk tuh, malah marah-marah tadi" Kesal Echi ikut duduk di sebelah wanita itu.
"Ya sudah, nanti biar tante aja yang bujuk dia"
"Makasih tante, tante emang debess" Echi memeluk wanita di sampingnya.
Bermenit-menit berlalu Gin sudah selesai mandi juga berpakaian, kelihatannya dia hari ini tidak pergi ke perusahaannya. Ekor matanya melirik Souta yang masih setia menutup mata. Buset Sou kebo banget.
Gin berjalan menghampiri Souta, tangannya terulur mengusap surai biru Souta "Maaf, kamu pasti kelelahan, di tambah kamu mabuk tadi malam. Jangan bangun dulu ada anomali ungu di bawah, saya tinggal sebentar".
Gin keluar dari kamarnya dengan setelan harianharian, berjalan menuruni tangga.
"Gin" Panggil wanita paruh baya sembari berdiri.
"Mama" Gin mengerutkan dahinya.
Sosok yang di panggil mama memeluk Gin. "Kenapa ngga ngabarin dulu"
"Mau lihat putranya sendiri buat apa bilang, lagian nanti kalau mama bilang kamu ngga ngijinin kesini". Keduanya duduk di sofa.
"Hmm. Harus bawa dia juga" Ucap Gin melirik Echi.
"Echi yang nganterin mama kesini"
"Ada supir kenapa harus dia"
"Ga seneng banget aku dateng" Saut Echi.
"Memang"
"Jangan gitu Gin. Echi sekalian pengen lihat kamu, ya sudah kita janjian" Mama Gin menoleh ke Echi, Echi mengangguk menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...