Tygafuluhsnbilan

1.7K 224 85
                                    

Mentari pun tahu dia mengagumimu. Pagi ini terasa lebih cerah, penuh kesenangan dan kegembiraan. Basi beut yak hehe. Dimana? disini, di kamar Gin Gehenna, sosok rambut biru masih terlelap cantik di sampingnya, oknum yang lain masih tidak percaya dia bisa bersebelahan dengan cowo biru itu lagi.

Gin terbangun lebih dulu, ya walaupun kepalanya sedikit pusing gara-gara tadi malam, siapa peduli?, di sampingnya kan ada ekhem nya. Gin masih terbaring, posisinya menghadap Souta, jari-jari nya membelai lembut surai biru itu, bibirnya mengulas senyum, matanya menatap puja sosok ini.

"Cute, gorgeous, pretty, and sassy. I like everything about you" Suara Gin mengalun indah.

"Eunnh" Lenguhan kecil terdengar, menandakan kalau sosok biru itu akan segera membuka matanya. Dahinya mengkerut, matanya mengerjap.

"Morning kitten" Mendengar suara, mata Souta langsung terbuka.

"E-Eh" Canggung.

"Kenapa?" Souta menggeleng pelan, menarik selimut sampai batas hidung, just memperlihatkan matanya, itu pun Souta tidak berani melihat Gin.

"A-Anu j-jam berapa?"

"Hampir jam 07.00"

"Yah!, Souta ngga sekolah" Souta menurunkan selimutnya.

"Udah saya atur"

"Tapi Souta harus sekolah, bentar lagi udah mau ujian" Pakai ngegas seupil. Kangen, lama juga Gin tidak mendengar ocehan Souta.

"Memangnya kapan?"

"Bulan depan"

"Sehari ngga masalah"

"Nanti Souta ketinggalan banyak materi"

"Sibuk banget"

"Ya emanglah, pusing Souta. Banyak tambahan, kegiatan, praktek, dll"

"Ya sudah, hari ini lepas dulu dari itu"

"Om ini ngajarin nakal ya" Souta memicing.

"Kamu udah nakal" Souta tidak bisa menjawab, soalnya bener.

Hening. Krik krik krik krik.

"Souta"

"Hum?" Aduh, kalau sudah begini Souta jadi takut. Mereka seranjang, posisinya hadap-hadapan, kan... we knows.

"Makasih"

"Buat?"

"Semuanya. Makasih kamu udah mau balik"

"Souta emang kemana?, ngga kemana-mana tuh, Souta disini. Maaf udah buat Om jadi gini" Lagi, Souta menarik selimutnya.

"Kamu beneran ngga mau ngasih tau?" Gin menatap harap. Souta diam, dia makin menciut di depan Gin, entah kenapa.

"Kalau ngga mau gapapa, tapi janji jangan pergi. Yang sudah ya sudah, itu yang terakhir"

"Maaf"

"Udah cukup maaf nya. Kesiniin kelingking mu" Perintah Gin, Souta mengangkat kelingkingnya, lalu Gin mengkaitkan nya dengan kelingkingnya.

"Kelingking ini yang paling kecil dari yang lain, tapi dia yang selalu di beratkan dengan janji dan kepercayaan" Souta tersenyum simpul.

"Dan lihat, sekarang jadi plus one"

"Apa?"

"Saksi"

Grep. Souta tiba-tiba memeluk Gin, oknumnya sedikit tersentak.

Ia belajar banyak, sungguh. Banyak sekali yang belum dia ketahui tentang perasaan diri. Tadi malam dia belajar arti ego dari Harris, dan dari Gin sendiri dia belajar tentang kepastian.

Daddy Gin [Ginsou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang