Sang CEO dan bocah biru tadi sudah tiba di rumah. Mereka juga sudah berada di kamar sedang bersiap untuk tidur, ini masih belum terlalu malam, tapi ya sudahlah.
Dua orang di satu kamar ini sedang berdiri berhadapan, berdebat siapa yang mau di atas dan siapa yang mau di bawah.
"Di atas saja Souta" Ucap Gin tidak enak.
"Ngga muat Om, gapapa Om tidur di ranjang"
"Yang punya kamar kamu, saya yang seharusnya di bawah"
"Tamu harus di prioritaskan" Ucap Souta pakem.
"Saya ngga mau di atas" Gin kukuh menolak.
"Terus gimana?. Souta juga ga enak, masa setara Om tidur di lantai"
"Kamu jangan bahas soal itu, saya oke kok. Sama-sama ada kasurnya jadi gapapa"
"Tap-
"Kita tidur di bawah saja" Argumen Gin.
"Lah yang nempatin ranjang siapa, ntar di buat tidur hantu"
"Pikiran kamu hantu terus, acan aja taruh di sana" Tunjuk Gin pada ranjang. Souta mendengus.
"Biar fear" Lanjut Gin.
"Ya sudah iya"
Berakhir keduanya tidur di bawah dengan kasur lantai dan selimut yang menutupi mereka plus ada guling di antara keduanya. Benar saja, acan di taruh di atas ranjang.
Canggung, tidak ada di antara mereka yang menutup mata, sama-sama melihat ke atas, berpikir ini harus apa?. Souta biasanya sebelum tidur memainkan ponsel sebentar atau tidak mendengarkan asmr pituber, tapi ngga enak lah cog ada Om Gin.
"Tidur, besok sekolah" Ucap Gin tidak melihat yang di ajak bicara
"Iya" Hanya itu yang bisa Souta jawab.
"Om kenapa ngga tidur?" Sama Souta pun begitu, fokus melihat atas.
"Belum ngantuk"
"Ya sudah, Souta duluan" Souta memiringkan badannya, membelai Gin. Gin melirik.
'Saya boleh ngga jatuh hati sama kamu?, cuma kamu yang bisa buat saya kayak gini' Batin Gin, lirikan matanya sayu melihat Souta.
Di pikir Souta sudah tidur? belum. Anak itu juga sedang berpikir, tidak tau kenapa tiba-tiba sebuah asumsi menghantui otaknya. 'Souta bener ngga ya?, memangnya ini boleh?' batin Souta berputar.
Pagi yang seperti pagi biasanya, tapi tidak untuk pagi di kamar Souta. Dua orang bergender sama masih tidur sembari berpelukan di sana, entah sengaja atau tidak tapi ini nyata. Suara dari kucing milik Souta perlahan membuat salah satu dari mereka mulai membuka matanya.
Si biru merasakan ada yang menimpa tubuhnya, dia ngga ketindihan kan?. Matanya mengerjap, mulai terbuka lebar. "Oh" Respon terkejutnya. Pemandangan pagi yang sempurna, Souta dekat sekali dengan wajah Gin yang asri dan damai, tubuhnya di peluk erat pria itu.
'Jantung Souta kalau sama Om kenapa minta keluar sih' Batinnya berujar, matanya menyusuri wajah Gin yang teramat sayang kalau di lewatkan.
"Om, bangun" Ucap Souta, dia ingin menggoyangkan tubuh Gin, tapi apalah daya dia tidak bisa bergerak.
"Udah pagi, bangun yuk" Lagi.
"Kebo banget. Om!" Teriak Souta, Gin terperanjat langsung membuka matanya.
"Bangun juga akhirnya"
"Hum Souta" Gin mengerutkan dahinya. Anjir, darah Souta seketika berdesir, suara bangun tidur Gin eksotis sekali kan Souta jadi... ngga jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...