Lymangbeas

1.5K 194 54
                                    

"Sisa makanan mu masih ada di bibir, kotor. Di tambah omongan kasar mu tadi jadi lebih kotor, Souta" Ucap Gin intens, jempolnya sembari mengusap lembut bibir Souta berulang-ulang.

Tatapan mata rubah Gin bertemu dengan puppy eyes Souta, Souta sendiri merasa ada sesuatu di dalam hatinya yang membuatnya berpacu lebih cepat. Ini perasaan takut atau yang lainnya?.

Kedua tangan Souta memegang tangan Gin, dengan polosnya memasukkan jempol Gin ke dalam mulutnya. Mata Gin yang melihat itu tersentak dan susah payah menelan ludahnya sendiri. Sialan, bocah ini selalu saja menguji imannya.

Gin dapat merasakan jempolnya di cecap Souta, damn itu lembut. Setelahnya Souta menarik tangan Gin  sampai sedikit menimbulkan bunyi, juga menjilat bibirnya sendiri. Perlu Gin eksekusi sekarang kah?.

"Punya Souta jangan di ambil, enak soalnya" Gerutu Souta lucu, masih memegang tangan Gin. Gin diam berdecih dalam hati, apa-apaan mata itu, pikirannya jadi kemana-mana. Dia kayak minta di unboxing ga sih.

Bibir keduanya bertemu di saat itu, bagaimana si rubah bisa merasakan manis dan lembutnya bibir si biru secara bersamaan, gerakan di dalam sana di pandu oleh pihak atas, bagaimana lihainya bibir itu saling menyecap, lama-kelamaan akses yang di nanti-nanti terbuka. Lidahnya melesak masuk ke dalam mulut, mengabsen tiap deret gigi yang ada, membelit lidah, mengajak lidah yang lainnya menari-nari di dalam sana. Hangat, lembut, dan manis menyatu, lenguhan kecil mulai terdengar dari sang submesive. Suara itu mengalun indah di telinga si rubah, rumah kecil itu menjadi saksi akan kegiatan panas dari dua sejoli.

Yang rubah nanti katakan ialah 'sebut nama ku'.

'Jika tidak mau jadi mangsaku, maka turuti lah diriku'.

'Yang kamu perlu kan hanya diriku, sebagai gantinya berikan aku semua yang ada pada dirimu'.

'Kamu milikku dan selamanya akan seperti itu'.

Ah iya ini masih pagi tidak baik untuk semua itu.

"Om" Yang di panggil diam menatap Souta.

".... "

"Om Gin!" Teriakan Souta yang membuat Gin tersadar.

"E-Eum iya?"

"Malah jadi patung, ngelamun apa sih"

Kalimat-kalimat di atas tidak seperti yang ia rasakan, apa ini?! apa yang terjadi?!.

Astaga!, itu semua hanya bayang-bayang Gin. Sial, dia terlalu jauh.

[Cihuyy ga jadi cipokan AWOKAWOK]

[di persilahkan, ini ruang untuk yang mau memaki-maki saya😁. Belum waktunya Souta masih polos, Gin harus banyak nyebut😎].

"Souta mau bersihin ini dulu, permisi bentar dong, Om ngalangin tau"

"Oh i-iya, maaf" Gin menegapkan tubuhnya dan berjalan kembali ke kursinya, duduk. Souta juga berdiri membawa piring bekas makan ke dapur untuk di cuci.

Gin menyenderkan tubuhnya di kursi, menyibak rambutnya kebelakang, kepalanya mendongak ke atas dan merapatkan matanya. "Pikiran ku bisa rusak" Gumam Gin.

'Kamu sendiri yang mulai, kamu sendiri yang kena Gin' batin Gin ngenes.

Manik rubah Gin melihat Souta yang sedang mencuci bekas makanan tadi. "Souta" Panggil Gin.

"Humm?" Souta menoleh.

"Setelah ini kamu mau apa?"

"Ngga tau juga"

"Biasanya ngapain?"

"Souta kalau bosen paling main game atau main bareng acan" Jawab Souta, fokus mencuci.

Daddy Gin [Ginsou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang