Detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan, dan malam ini akan selalu dia ingat. Dirinya tidak terima, apa itu?!, dia yang selalu menahan diri untuk tidak maju duluan tapi oknum yang di wanti-wanti dengan lancang nya mempertemukan daging tak bertulang miliknya dengan miliknya.
Gin diam tak berkutik, matanya melihat wajah manis Souta yang terpejam sedang menempelkan bibirnya dengan miliknya, bukan ciuman itu hanya kecupan yang sedikit lama (?).
Setelah di beri jeda sedikit lama Souta menyudahinya, matanya terbuka menatap Gin sembari tersenyum. Gin sendiri diam memperhatikan Souta, masih mencerna apa yang baru saja terjadi.
"Sudah kan" Souta beralih menatap Leo dengan senyuman sihirnya.
Tidak ada suara, hening. Semua juga sama kagetnya, berarti benar kan cowo itu kepunyaan Sir Gin. Bahkan Arion dan Harris sama terkejutnya sampai-sampai mulut mereka sedikit terbuka. Bukan Gin yang melakukannya melainkan Souta, itu yang membuat mereka ternganga.
"Ekhem, maaf tuan-tuan. Kita langsung saja membahasnya" Gin meredam keheningan itu dengan perkataannya. Tamu yang ada hanya tersenyum canggung dan mengangguk mengiyakan.
'Gobloy anying dongo!. Kenapa Souta main nyium Om Gin?!' Souta berperang dengan batinnya.
'Mati mati mati!. Nanti gimana dong?!, tulul banget ini bibir' batin Souta memarahi dirinya sendiri.
Souta di sepanjang pembahasan diam meratapi kelakuannya, berpikir apa yang harus dia jawab kalau Gin nanti bertanya, rasanya seperti naluri kalau menurut Souta. Tanpa Souta ketahui Gin juga terkadang sekilas melirik dirinya.
Waktu berlalu, akhirnya pertemuan itu telah usai. "Sampai disini saja, ada yang mau menambahi?" Ucap Gin.
"Sudah cukup Sir, terimakasih untuk kinerja anda" Oknum lain menyahuti, di setujui pihak-pihak yang ada.
"Tuan Leo, anda mau menanggapi?" Tanya Arion.
"Tidak" Jawabnya dengan nada kesal.
"Kalau begitu kita akhir saja sampai disini" Ucap Gin, berdiri dari duduknya di ikuti yang lain.
"Saya akan urus yang belum-belum, terimakasih untuk malam ini" Ucap Oknum kedua yang lain seraya menjabat tangan Gin.
Satu-persatu dari mereka berpamitan dan berjabat tangan dengan Gin kecuali Leo yang langsung melenggang pergi. Menyisakan Arion dan Harris, para tamu-tamu sudah hilang dari rumah Gin.
'Jangan pada pulang dulu pliss' batin Souta berharap.
"Emm, sepertinya kita juga harus pamit" Ucap Arion pada Gin.
"Harris pulang dulu ya Souta" Ucap Harris mengusap pundak Souta.
"Kenapa ngga disini dulu" Souta cemberut.
"Eumm udah malam, kapan-kapan lagi kita ngumpul bareng, oke" Souta hanya bisa mengangguk pasrah.
Aslinya Harris pengen nanya tentang yang tadi, dia penasaran, berani beut Souta cium Gin, mereka sudah jadian kah?. Tapi di urungkan Harris, takut Souta nya tidak nyaman.
'Bukan gitu, Souta cuma ngga mau berdua sama Om Gin' batin Souta menangis.
"Ya udah, kita duluan Gin" Pamit Arion. Gin dan Souta mengantarkan Arion dan Harris sampai depan.
"Iya"
"Jangan lo apa-apain bocahnya" Bisik Arion sembari tersenyum jail, Gin malas menanggapi hanya melirik.
"Bye Sou" Harris melambai. Sesudah mobil Arion dan Harris pergi, suasana menjadi su su su super canggung.
Keduanya menoleh bersama dan keduanya pula membuang muka. Terus ini ngapain?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...