"Seperti yang Anda liat tuan Arion" Ucap Leo nadanya terdengar sombong. "Sir Gin, Anda membawa siapa? dia mencuri perhatian seluruh tamu disini" Ucap Leo melihat ke arah Souta sembari tersenyum.
Arion dan Harris tidak ikut campur, menjadi penonton akan drama gratis di depan mereka tidak masalah bukan?.
'Kelihatan aura Om-om caboelnya' batin Souta tidak nyaman.
Leo mendekati Souta tangannya terulur untuk memegang pundak Souta tapi dengan sigap Gin mendahuluinya, tangannya menepis tangan Leo.
"Tidak ada yang boleh menyentuh kitten saya" Ucap Gin menekan.
Souta melirik Gin 'Kitten apaan?' batinnya.
"Milik mu ya?, ku kira dia sewaan"
Souta gedeg banget kepengen nyumpel mulut Om-om itu pakai kakinya, enak aja lucu gini di kira sewaan. Palak lo anying!.
"Bagaimana tentang wanita di samping anda sendiri, jalang mana lagi yang anda sewa?" Gin membalik maksud dari perkataan Leo.
"Apa?!" Wanita itu merasa tidak terima. Leo melirik tajam ke wanita yang ia bawa.
'Sialan' desis Leo. Leo kembali tersenyum ke arah Souta
"Ohoo, ternyata Anda masih punya daya tarik" Nadanya mengejek.
"Saya manusia" Jawab Gin datar.
Leo terkekeh "Dia kelihatan masih muda, kenapa bisa dia mau dengan anda?" Sebelah alisnya terangkat.
"Karena saya sempurna" Gin menatap nyalang Leo.
"Tiba-tiba sekali, tidak kah dia hanya ingin uang mu?, hati-hati Sir Gin" Raut wajah Leo halal di tonjok.
Souta yang merasa dirinya dan Gin di injak-injak ingin sekali maju selangkah dan membantah, tapi tangan yang masih dia genggam menahannya. Gin menoleh ke arah Souta dan menggeleng kecil, seakan berkata 'jangan terpancing'.
"Bukankah itu dirimu yang dulu, mendekatiku hanya untuk merebut kekuasaan ku" Balasan Gin yang tepat mengenai mental Leo. Leo menatap tidak terima. Arion yang mengetahui kalau suasana antar Gin dan Leo semakin memanas akhirnya buka suara.
"Mari duduk, tidak enak berbincang sambil berdiri" Arion mempersilahkan. Berakhir semuanya duduk di sofa. Souta berada di samping Gin, Arion dan Harris di sebrang, sedangkan Leo di sofa lain samping Souta.
"Kamu bisa pergi dulu" Ucap Leo pelan pada wanitanya, wanita itu mengangguk singkat lalu pergi.
"Kenapa anda mengusirnya?" Sudut bibir Gin terangkat.
"Dia bilang ingin ke belakang sebentar" Jawab Leo santai, pandangannya terus ke Souta.
Ah iya, ingatkan Gin mengenai pakaian Souta. Celana pendek itu membuatnya salah fokus, posisi Souta yang duduk sekarang membuat celana itu terangkat ke atas, semakin memperlihatkan paha polos nan putihnya itu. Dan juga, Gin tau Leo tidak hanya memperhatikan Souta tapi juga aset yang nantinya akan menjadi miliknya. Mungkin?.
Souta yang sepertinya selalu di pandang dan di senyumi oleh Leo, ingin sekali mencolok matanya, jelalatan kali lah.
Gin muak, dia tidak terima. Rahangnya mengeras kala mata si Singa terus menatap Souta. Ia melepas jas miliknya lalu menyelimuti paha Souta. "Saya takut kamu kedinginan" Gin tersenyum lembut ke arah Souta, di balas senyum juga oleh Souta.
"Lucunya" Harris menimpali. Leo berdecih.
"Hei saya belum tau nama kamu, mau berkenalan?" Leo menatap Souta lembut sembari mengulurkan tangannya. 'Idih si najis' pikir Souta. Gin menggerakkan giginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Gin [Ginsou]
Randomhallo epribadiiii jadi di sini aku buat book khusus 'Daddy Gin' dari book ku yang One Shoot, ku angkat derajatnya menjadi book ini. udah si gitu aja semoga syuukaaa. warning⚠ bahasa campur aduk⚠ ini cuma karangan semata jangan di ambil serius⚠ Typo...