Tuafuluh

908 149 19
                                    

"Saya ngga bisa berhentiin kamu depan gerbang sekolah. Tau maksud saya kan?"

"Iya Om"

Mobil Gin berhenti di bawah pohon tepi jalan, sedikit jauh dengan sekolah Souta.

"Kamu pulang jam berapa?"

"Ngga tau tergantung sih, paling jam 14.00 an"

"Nanti telpon saya kalau sudah pulang. Saya jemput, sekalian ngambil motor kamu"

"Souta ngerepotin Om terus, jadi ngga enak. Mobil Om yang lecet aja belum Souta bayar sama sekali"

"Sudahlah. Cepat turun dan pergi ke sekolah, nanti terlambat" Gin menunjuk dengan dagunya.

"Siap Om" Tangan Souta menghormat.  Souta keluar dari mobil Gin.

"Tunggu sebentar" Souta yang ingin menutup pintu mobil Gin di urungkan.

"Kenapa?" Gin ikut turun dari mobil, berjalan menghampiri Souta.

"Berbalik" Perintah Gin di turuti Souta.

"Kerah seragam kamu belum rapi" Gin membenarkan kerah Souta. Souta diam saja. Diam-diam jantungnya berdetak lebih cepat. "Sudah" Souta berbalik menghadap Gin.

"O-Oh iya, terimakasih" Souta tersenyum kikuk.

"Belajar yang giat" Gin mengusak lembut surai biru itu. Souta hanya mengangguk pelan. Setelahnya Gin kembali memasuki mobilnya.

"See you Souta" Ucap Gin dari kaca mobilnya.

"Hati-hati Om" Souta melambaikan tangannya. Mobil Gin mulai melesat jauh.

"Souta ngga sakit kan?" Tanya Souta pada dirinya sendiri sembari memegang dadanya.

"Ah udahlah" Souta cepat-cepat berlari menuju sekolah.

Beruntung Souta masih sempat membuka-buka sedikit materi, ya walaupun cuma sebentar. Karena bel masuk sudah berbunyi dan guru yang di maksud itu selalu datang tepat waktu.

Gin sampai di perusahaannya. Seperti biasa selalu di sambut. Setelahnya dirinya menaiki lift ke ruangannya. Saat pintu ruangannya terbuka sosok demon ungu sudah duduk di sofa sembari meletakkan kakinya di atas meja. Tidak tau malu memang.

"Sungguh?, masih pagi harus bertemu kamu" Ucap Gin datar, berjalan menuju kursi kebesarannya.

"Tidak semestinya CEO G'Corp ini terlambat" Ucap Arion bermaksud menyindir.

"Berhenti berbicara formal" Gin melirik Arion.

"Habis mengantar seseorang ya?" Arion menurunkan kakinya.

"Harus sekali kamu ikut campur?"

"Baik, maaf" Arion terkekeh.

"Dan ya, CEO mana yang selalu bolos ke perusahaannya malah ke perusahaan orang lain tanpa tujuan dan maksud yang jelas" Nyinyir Gin.

"Bukan aku" Jawab Arion matanya mengedar, Gin merolling matanya malas.

Kembali ke saat-saat yang menegangkan di kelas Souta, guru monster itu maniknya selalu berkeliaran menatap setiap murid.

"Sstt sstt, Sou yang ini gimana?" Ucap Zaki sepelan mungkin, matanya melirik Souta. Souta sendiri tidak menanggapi memilih diam dan fokus.

'Sengaja budek anjir' batin Zaki sinis.

'Sorry dek, ulangan ga ada toleransi buat lo' batin Souta seakan menjawab apa yang Zaki pikirkan.

"Sstt, Rin Garin" Ucap Zaki bisik-bisik. Garin melirik Zaki tergadang juga melirik guru di depan, jaga-jaga.

Daddy Gin [Ginsou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang