BAGIAN 1

221K 6.8K 107
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

------------------------------------

"WOY!"

Agatha terkejut ketika mendengar teriakan yang berasal dari belakangnya. Agatha menatap jengah kepada sosok lelaki yang kini menampilkan cengiran bodohnya tepat di hadapannya.

"Asem banget kayanya tuh muka? Kenapa? Gara-gara om Adit lagi ya?" tebak Calvin.

Calvin Juso Handono atau yang kerap di sapa Calvin ini adalah sahabat dari seorang Agatha Clara Josephine. Keduanya bersahabat dari SMP, dan persahabatan mereka awet sampai sekarang, di mana keduanya kini tengah menempuh pendidikan di salah satu universitas Swasta yang ada di Jakarta dan keduanya lagi-lagi di sibukkan dengan skripsi, hal yang paling memuakkan dan melelahkan untuk mahasiswa akhir seperti mereka.

"Gue bingung deh, Vin. Om lo itu kok gak pernah tertarik atau tergoda sih sama gue? Di saat anak-anak lain pada ngejar-ngejar gue, tapi om lo yang satu itu malah lempeng banget. Pengen gue tonjok, tapi gue sayang."

Apa yang di ucapkan Agatha benar. Di saat anak-anak di tempatnya berkuliah berlomba untuk mendapatkan hatinya, Aditya atau om dari sahabatnya itu malah seakan-akan tak berminat sedikit pun kepadanya. Cantik? Hei, jangan salah. Agatha ini merupakan primadonanya fakultas ekonomi atau mungkin juga merupakan primadonanya seluruh fakultas yang ada di universitas mereka.

Wajah cantik, tubuh sexy dengan tonjolan depan belakang yang sempurna di tambah tinggi badan yang ideal membuat Agatha menjadi idolanya laki-laki. Di tambah otak encer dan public speaking yang bagus membuat gadis itu berhasil mendapat juara dan mendapat gelar Putri Pariwisata. Hebat, bukan? Tapi, kehebatannya tak berhasil membuat seorang Aditya Gautama terpikat kepadanya. Rasanya Agatha ingin menyerah saja untuk menarik perhatian laki-laki yang saat ini tengah meneruskan perusahaan keluarganya itu. Namun, meski begitu, lelaki itu juga memiliki kantor arsiteknya sendiri dan sekarang kantor arsitek itu tengah di kelola oleh salah satu sahabatnya. Dari mana Agatha tau semua itu? Tentu saja dari sahabatnya tercinta, Calvin.

"Lagian lo aneh, kok bisa suka sama om gue sih? Umur lo sama dia itu beda jauh. Lo dua puluh tahun, sedangkan om gue tahun ini udah tiga puluh tiga, Agatha. Lo sama om gue beda tiga belas tahun, anjir" heran Calvin.

"Umur cuman soal angka, Calvin. Lagian kalau udah keburu punya rasa mana penting masalah gituan. Lagian, semakin tua umur seseorang, makin mateng plus hot juga kalau masalah itu."

Calvin langsung menoyor kepala Agatha tanpa kasian. "Mesum banget, anjing. Kebelet gituan ya lo?"

"Iya, apalagi sana om Adit. Duh, kayanya hot banget ya dia. Apalagi damage nya itu loh, Vin. Anjir lah jadi ngebayangin yang iya iya kan gue. Lo sih" Agatha memukul punggung belakang Calvin dengan begitu keras. Gara-gara laki-laki di sampingnya ini, dia jadi memikirkan kegiatan panas dengan om sahabatnya itu.

"Emang benar-benar wanita ular lo ya, Tha. Anjing emang lo. Sakit bego punggung gue" kesal Calvin. "Lagian ya Tha, gue gak bisa bayangin deh kalau manggil lo dengan sebutan tante. Anjing. Geli banget gue ngebayanginnya" lanjutnya bergidik ngeri.

Agatha menatap sinis ke arah sahabatnya. "Heh! Kapan lagi lo punya tante yang masih muda, sexy, pinter kaya gue, hah? Harusnya lo bersyukur kalau punya tante kaya gue. Liat aja, gue pasti bakal jadi tante lo" Agatha tertawa bak tokoh antagonis. Calvin yang melihat sahabatnya hanya bisa bergidik ngeri.

PAMAN SAHABATKU || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang