Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...------------------------------
Suasana haru dan bahagia nampak menyelimuti keluarga besar Gautama. Pasalnya, keluarga besar itu saat ini kedatangan seorang anggota keluarga baru, yakni seorang bayi cantik yang baru saja lahir ke dunia setelah melewati proses yang panjang dan hampir membuat seorang Aditya Gautama jatuh pingsan di ruang bersalin.
Ya, melihat bagaimana proses persalinan normal yang di lakukan oleh Agatha, membuat Aditya hampir jatuh pingsan. Aditya sangat yakin dengan keputusannya setelah ini untuk tidak membuat Agatha hamil kembali. Cukup ini dia melihat bagaimana kesakitan Agatha dan perjuangan Agatha untuk melahirkan anak mereka. Bahkan, dia hampir saja meneriaki dokter yang membantu istrinya melakukan proses persalinan karena tak tahan melihat istrinya yang terus kesakitan. Aditya benar-benar trauma rasanya. Lamunannya pun saat di ruang bersalin langsung melayang ke waktu disaat Agatha melahirkan Axel. Ah, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kesakitan Agatha nya saat itu. Sial, dia jadi ingin menangis ketika memikirkannya.
"Dit, diem mulu kamu dari tadi? Kenapa sih?" tanya Gladis heran.
"Mas Adit habis spot jantung lihat aku lahiran tadi, mba" jawab Agatha menyahuti.
Gladis tertawa. "Emang cocok kamu Dit sama mas Austin. Gara-gara habis nemenin aku lahiran Calvin, setelahnya dia gak mau punya anak lagi, katanya takut lihat mba kesakitan."
Austin yang menjadi pembicaraan dari istrinya hanya bisa terdiam. Lagi pula itu benar.
"Lah? Sama banget kaya mas Adit. Katanya dia gak pengen aku hamil lagi. Trauma dia. Kalau aku gak kesakitan waktu lahiran tadi, aku rasanya pengen ketawa banget lihat wajah mas Adit, mba. Pucat banget mukanya, mana tangannya dingin lagi" cerita Agatha yang membuat Gladis dan juga Deswita yang mendengarnya terkekeh.
"Beneran gak mau punya anak lagi, om?" tanya Calvin jahil.
"Tidak. Dua anak saja sudah cukup" jawab Aditya yang sedari tadi tak mau jauh-jauh dari istrinya.
Agatha terkekeh. Lagi pula, setelah ini dia juga tidak ingin menambah anak lagi. Selain karena faktor keinginan diri sendiri, faktor umur yang juga menjadi masalahnya. Umurnya lebih dari tiga puluh lima tahun, kehamilan dengan umur begitu sangat rentan beresiko. Untungnya, kehamilannya ini baik-baik saja, anaknya lahir sehat dan lengkap. Serta, yang lebih penting, dirinya juga sehat.
Berbicara mengenai anak, anaknya itu saat ini sedang berada di gendongan Deswita, ibu mertuanya. Wanita paruh baya itu terlihat begitu senang ketika mendapatkan seorang cucu perempuan. Bahkan, sejak bayi kecil itu di antarkan ke ruangannya, ibu mertuanya lah yang memonopoli bayi kecil tersebut. Axel pun juga ikut bergabung bersama neneknya itu.
"Kalian sudah membuat nama untuk cucu perempuan ibu?" tanya Deswita dengan pandangan mengarah kepada anak serta menantunya.
Agatha menatap ke arah Aditya yang berada di sampingnya. "Udah ada kan, mas?"
"Sudah, sweety" jawab Aditya dengan tatapan yang teduh.
"Jadi, siapa namanya, Adit?" sahut Deswita penasaran.
"Namanya Ayra Zivanya Gautama" jawab Aditya seraya menatap ke arah bayi kecil miliknya yang tertidur pulas di gendongan sang nenek.
Semua orang yang mendengar pemberian nama itu seketika tersenyum. Bahkan, mereka semua nampak sengaja menganggu bayi kecil dengan memanggil manggil namanya sehingga membuat bayi kecil yang tengah terlelap itu terbangun dan menangis kencang. Panik, mereka yang tadi mengganggu bayi kecil itu menjadi panik.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAMAN SAHABATKU || END
Romantizm"Akhirnya, setelah sekian lama saya menemukan kamu, sweety." Tubuh Agatha seketika menegang ketika mendengar suara yang sangat dia kenal. Suara yang bertahun-tahun tidak pernah dia dengar, kini kembali mengalun dengan lembut di telinganya. Dia tau s...