Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...---------------------------------
Kediaman keluarga kecil Aditya pagi ini terasa begitu mendung. Pasalnya, kepala rumah tangga dari keluarga kecil itu akan pergi ke luar kota karena urusan pekerjaan dan itu artinya lelaki itu harus meninggalkan istri dan serta anak lelakinya.
Agatha yang akan di tinggalkan oleh suaminya terus saja memasang yang sedih. Dia rasanya tidak rela di tinggalkan lelaki itu. "Emang gak bisa sekretaris kamu aja yang pergi, mas?"
Aditya menghela nafasnya panjang, dia pun sebenarnya berat untuk meninggalkan istrinya yang tengah hamil besar seperti ini. Tapi, bagaimana lagi, kantor cabangnya yang ada di Surabaya mengalami permasalahan internal, dan dia sebagai pemilik sekaligus orang yang bertanggung jawab terhadap kantor dan juga para karyawan yang bekerja di perusahaan miliknya, mau tidak mau dia harus turun tangan sendiri. "Sorry, sweety. Saya juga terpaksa harus meninggalkan kamu selama beberapa hari ini. Jika bukan masalah yang serius, saya tidak akan ikut turun tangan. Tapi, permasalahan di kantor cabang yang ada di Surabaya harus saya sendiri yang turun tangan. Saya janji, begitu masalah yang ada di sana selesai, saya akan langsung pulang."
Agatha masih tetap memasang wajah sedihnya. Meski sedikit tidak rela melepas suaminya pergi, dia juga tidak ingin bersikap egois. "Yaudah. Tapi, janji ya kalau masalahnya sudah selesai, kamu harus cepat pulang."
"Saya janji. Saya akan cepat pulang begitu masalahnya selesai" tegas Aditya. Pandangannya pun mengarah pada sang anak yang sengaja meliburkan diri karena ikut mengantarnya ke bandara. "Jaga mami ya El selama papi tidak bersama kalian. Selama beberapa hari ini papi beri kamu tanggung jawab yang besar untuk menjaga mami dan memastikan mami serta adik kamu sehat. Kamu bisa kan?"
Axel mengangguk. "Papi tenang aja, selagi ada aku semua aman."
"Papi percaya sama kamu. Jangan hilangkan kepercayaan papi" ucap Aditya tegas.
Pengumuman keberangkatan pun mulai terdengar. Aditya mencium kening Agatha lama dan memeluk tubuh wanitanya. "Saya pergi dulu ya? Selama saya tidak ada, jika kamu butuh sesuatu kamu bisa minta bantuan El. Mengerti, sweety?"
Agatha mengangguk dalam pelukan Aditya. "Jaga diri baik-baik ya, mas. Kalau kamu cape langsung istirahat. Jangan telat makan, pokoknya aku bakal bombardir Andre untuk ingetin kamu makan."
Aditya tersenyum. "Kamu juga baik-baik di sini. Kalau begitu saya masuk ke dalam ya?" Aditya pun melepaskan pelukannya dan mencium kembali kening istrinya. Setelahnya, dia berpindah untuk menatap Axel. "Papi masuk dulu, El. Kalau ada apa-apa langsung hubungi papi."
"Iya, pi. Hati-hati ya? Jangan lupa uang jajan di tambahin" ucap Axel dengan cengiran di akhir kalimatnya.
"Nanti papi kirim" balas Aditya. Dia kembali menatap istrinya. "Saya masuk dulu."
Agatha menatap kepergian Aditya dengan sendu. Selama beberapa hari ke depan, tidak ada lagi yang memeluknya ketika tidur. Tidak ada lagi ciuman selamat pagi dan ciuman selamat tidur dari suaminya. Dan, tidak ada lagi yang mengelus perutnya ketika malam hari.
"LDR bentar doang, mi. Lagian masih ada aku ini yang jagain mami" ucap Axel melihat wajah sedih dari maminya. "Mami mau apa deh biar gak sedih lagi, biar aku turutin" bujuknya.
Agatha yang tergoda langsung menolehkan kepalanya. "Benar ya mau nurutin mami?"
Axel mengangguk. "Mami mau apa emang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PAMAN SAHABATKU || END
Romance"Akhirnya, setelah sekian lama saya menemukan kamu, sweety." Tubuh Agatha seketika menegang ketika mendengar suara yang sangat dia kenal. Suara yang bertahun-tahun tidak pernah dia dengar, kini kembali mengalun dengan lembut di telinganya. Dia tau s...