Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...---------------------------------
Flashback On.
Axel menghela nafasnya panjang. Dia kehujanan, dan seragamnya basah. Saat ini dia sedang berteduh di salah satu minimarket. Sebenarnya bukan hanya dia yang berteduh di sini, ada beberapa orang yang juga ikut berteduh seperti yang dia lakukan.
Tatapan mata Axel tak sengaja menangkap dua orang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari sebuah mobil Alphard berwarna putih. Satu wanita paruh baya terlihat memayungi satu wanita paruh baya lainnya yang berjalan menggunakan bantuan tongkat. Dia yakin, jika wanita paruh baya bertongkat itu adalah bos dari wanita paruh baya yang membawa payung.
"Sari, kamu saja yang sendiri ke dalam. Saya menunggu di sini. Saya ingin menikmati suasana hujan dari sini."
Axel yang mendengar penuturan dari wanita paruh baya itu hanya menggumam pelan. "Hujan kok di nikmatin? Aneh."
Axel terus memperhatikan dua wanita paruh baya itu sampai akhirnya wanita paruh baya yang membawa payung tadi masuk ke dalam minimarket, meninggalkan seorang wanita paruh baya bertongkat yang kini berjalan ke arahnya.
Melihat jika beberapa di depan minimarket ini sudah di duduki oleh orang-orang yang berteduh termasuk dirinya, Axel lantas berdiri dan menatap wanita paruh baya yang berada di samping nya. "Silahkan duduk di sini, nek" tidak salah jika Axel memanggil dengan sebutan nenek. Sebab, wanita paruh baya di hadapannya ini lebih pantas di panggil dengan sebutan itu ketimbang tante atau pun ibu.
"Kamu, bagaimana?" tanya wanita paruh baya tersebut bingung.
Axel terkekeh. "Saya mah gampang, nek. Berdiri pun jadi. Udah biasa saya berdiri kaya gini. Udah langganan di sekolah."
Wanita paruh baya itu ikut terkekeh dan duduk di kursi yang sebelumnya di tempati oleh Axel. "Nakal ya kamu di sekolah?"
"Bukan nakal, nek. Tapi, emang bawaan dari lahir aja yang gak bisa diam" ngeles Axel.
"Nenek juga punya satu cucu laki-laki. Gayanya persis sekali seperti kamu ini dulu. Dia juga nakal, langganan BK sekolah" ceritanya.
"Dulu? Berarti cucu nenek udah tua kan?" canda Axel.
Wanita paruh baya itu mengangguk. "Udah tua, tapi gak nikah-nikah. Masih jomblo kalau kata anak muda sekarang."
Axel terkekeh. "Kaya saya dong, nek. Saya juga jomblo."
"Kamu menyenangkan. Nama kamu siapa?" tanya wanita paruh baya itu tersenyum.
Axel mengulurkan tangannya sopan. "Saya Axel, nek."
Wanita paruh baya itu membalas uluran tangan Axel ramah. "Saya Deswita. Senang bertemu kamu, Axel."
Iya, wanita paruh baya itu adalah Deswita.
"Salah satu orang tua kamu ada yang keturunan luar? Soalnya nenek lihat kamu bukan orang asli sini" tanya Deswita penasaran.
Axel mengangguk. "Mami saya nek yang punya keturunan luar. Jadi, saya sebagai anaknya juga keturunan."
"Melihat wajah kamu ini, nenek jadi ingat dulu ada sahabatnya cucu nenek yang juga memiliki keturunan luar seperti kamu. Orangnya cantik dan baik. Nenek sangat menyukai kepribadiannya. Dan nenek baru tau jika sahabat cucu nenek itu memiliki hubungan dengan anak nenek sendiri. Karena lain hal, nenek mengakibatkan sesuatu yang sangat nenek sesalkan sampai sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
PAMAN SAHABATKU || END
Romance"Akhirnya, setelah sekian lama saya menemukan kamu, sweety." Tubuh Agatha seketika menegang ketika mendengar suara yang sangat dia kenal. Suara yang bertahun-tahun tidak pernah dia dengar, kini kembali mengalun dengan lembut di telinganya. Dia tau s...