Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...------------------------------
Suasana di kediaman Deswita terlihat begitu ramai. Bagaimana tidak, beberapa orang yang tak di undang datang secara tiba-tiba menyerbu kediaman wanita paruh baya itu. Alhasil, sejak kedatangan mereka---- tepatnya dari ketiga orang yang datang, dua orang berhasil membuat keributan dengan teriakan mereka. Mereka adalah, Calvin, Gladis dan juga Austin.
"AGATHA! HUHUHU KANGEN BANGET. AKHIRNYA BESTI GOSIP KU KEMBALI" heboh Gladis memeluk Agatha erat dan bahkan wanita yang sudah berkepala lima itu menggoyang-goyangkan tubuh Agatha yang berada di dalam pelukannya, sehingga membuat tubuh Agatha terguncang. Belum lagi keterkejutan perempuan yang di peluknya karena kedatangan mereka yang secara tiba-tiba.
Calvin dan Austin yang melihat kelakuan ibu dan istri mereka hanya menatap malas. Mereka sudah biasa melihat kehebohan dan kealayan wanita itu.
"Mba, tubuhnya Agatha jangan di goyang-goyang seperti itu. Pusing nanti" tegur Aditya.
Gladis hanya memberikan cengirannya kepada sang adik dan kemudian mengalihkan tatapannya kepada Agatha. "Duh, maaf ya Agatha. Maklum mba kan kesenangan lihat kamu lagi."
"Mba? Pengen ketawa rasanya" ledek Calvin.
"Kenapa sih? Iri aja. Lagian emang Agatha harus panggil mama dengan sebutan mba. Bentar lagi kan Agatha pasti bakal jadi adik ipar mama" cibir Gladis pada sang anak.
"Alah, kaya Agatha mau aja lagi sama om Adit" ejek Calvin yang langsung mendapatkan tatapan mematikan dari Aditya. "Hehehe... Canda, om" cengiranya.
Tatapan mata Gladis pun tak sengaja menatap ke arah seorang remaja yang berada di samping sang ibu. "Itu siapa?"
Melihat semua tatapan kini mengarah kepadanya membuat Axel menatap kikuk.
"Ini, Axel. Axel ini cucunya ibu, Dis. Anaknya Adit dan Agatha."
"APA! ANAK?" teriak Gladis kembali heboh ketika mendengar ucapan sang ibu. Tatapan Gladis pun melayang pada Aditya. "Ternyata kamu ngerti juga ya Dit masalah beginian. Mana tokcer lagi. Keren kamu."
Deswita melotot. Anak perempuannya benar-benar sudah gila.
Tanpa melihat tatapan sang ibu, Gladis menghampiri Axel yang menatap was-was padanya. Gladis langsung mencubit kedua pipi Axel dengan gemas, sehingga membuat empunya meringis. "Ganteng banget sih."
"Mba, jangan di cubit pipi Axel. Tuh, dia kesakitan" tegur Aditya berdecak. Tadi Agatha nya, lalu sekarang anaknya yang menjadi korban kebringasan sang kakak.
"Duh, maaf. Soalnya tante seneng punya ponakan ganteng kaya kamu" puji Gladis pada Axel.
"Aku juga gak kalah ganteng kali ma dari, El" sindir Calvin.
"Ganteng sih ganteng, tapi mama gak doyan yang udah tua. Doyannya yang ganteng muda kaya Axel gini" ucap Gladis yang membuat Axel terbahak.
"Bang, sekarang lo ngerti kan pesona gue emang lebih kuat dari pada lo" sombong Axel.
Calvin mendengus.
"Loh? Loh? Axel kenal sama anaknya tante?" tanya Gladis yang juga di pertanyakan oleh sang ibu dan juga sang suami.
"Kenal, tante. Kan udah pernah ketemu" jawab Axel jujur.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAMAN SAHABATKU || END
Romance"Akhirnya, setelah sekian lama saya menemukan kamu, sweety." Tubuh Agatha seketika menegang ketika mendengar suara yang sangat dia kenal. Suara yang bertahun-tahun tidak pernah dia dengar, kini kembali mengalun dengan lembut di telinganya. Dia tau s...