BAGIAN 22 - 🔞🔥

234K 3.3K 33
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

----------------------------------

Suasana haru jelas begitu terlihat ketika Agatha dan juga Aditya telah selesai melaksanakan ucapara pernikahan mereka. Upacara yang hanya di hadiri oleh segelintir keluarga dan orang-orang terdekat mereka berjalan dengan begitu khidmat. Bahkan, Deswita sampai menangis terharu karena akhirnya sang putra menikahi wanita pujaannya. Dia jelas tau bagaimana kehidupan sang putra setelah wanita pujaannya itu pergi. Terpuruk, mungkin itu kata yang tepat menggambarkan bagaimana keadaan Aditya saat itu. Dan Deswita sadar jika keterpurukan yang di rasakan sang putra saat itu juga ada campur tangan darinya. Namun sekarang, dia merasa lega, lega karena akhirnya sang putra kembali di pertemukan dengan wanita pujaannya, Agatha Clara Josephine. Deswita tau jika Agatha adalah sosok yang sangat berarti bagi sang Putra, oleh sebab itu dia begitu bahagia karena akhirnya menyaksikan kedua orang itu berakhir di altar pernikahan.

Axel, sosok anak yang menyaksikan bagaimana serangkaian upacara pernikahan orang tua mereka sampai melihat kedua orang tuanya mengucapkan janji suci pernikahan merasa sebagai anak yang paling beruntung di muka bumi. Sebab, dia bisa melihat secara langsung pernikahan orang tua kandungnya. Axel bersyukur keduanya menikah. Dia jelas tau bagaimana kisah perjalanan percintaan orang tua mereka dari sumber yang sangat terpercaya, siapa lagi orangnya jika bukan Calvin Juso Handono, sahabat sang mami sekaligus kakak sepupunya.

Dan, dari semua yang berbahagia atas pernikahan Agatha dan Aditya ada satu orang lagi yang bahkan sampai meneteskan air matanya. Orang itu Calvin. Calvin yang tau bagaimana kisah perjalanan sang sahabat dan adik dari ibunya itu tentu saja bahagia sekaligus terharu karena akhirnya sang sahabat benar-benar bersama dengan orang yang sejak lama dia kagumi. Meski berbagai penolakan sempat di rasakan oleh perempuan itu, tapi lihat saja sekarang, Agatha--- sahabatnya benar-benar bersatu dengan orang yang dia cintai. Terlebih, sosok paman nya itu terlihat sangat mencintai sahabatnya. Meski dia sempat merasa bersalah karena telah memberikan informasi yang fatal, kini lihat lah kedua orang itu tengah memangut bibir satu sama lain dengan begitu mesranya dan jangan lupakan tangan sang paman yang begitu posesif memeluk erat pinggang sahabatnya yang seakan-akan takut lepas dari radarnya. Sial, dia jadi iri melihat pasangan itu. Dia juga ingin berakhir bahagia seperti pasangan yang ada di hadapannya. Sayangnya, sampai saat ini dia tidak tau di mana pujaan hatinya berada. Miris memang kisah percintaannya.

"Kenapa, bang? Pengen juga nikah kaya papi sama mami?" ledek Axel yang duduk di sampingnya.

Calvin berdecak. "Diam lo."

Axel terbahak melihat wajah kesal sang sepupu. Rasanya menyenangkan membuat laki-laki itu marah.

"El, itu di panggil sama mami. Foto keluarga katanya" ucap Gladis menghampiri keponakannya.

Axel menganggukkan kepalanya dan tersenyum menatap tantenya tersebut. "Tante, bang Calvin nya di jagain ya, takutnya entar nangis karena iri pengen nikah."

"Sialan!" maki Calvin sambil menatap remaja yang telah berlari kencang menuju orang tua lelaki itu.

"Makanya kalau cinta itu di kejar dong" ejek Gladis pada sang anak.

"Gimana mau ngejar, yang di kejar aja gak tau kemana" sinis Calvin.

Gladis menatap kasian pada sang anak. "Kasian banget sih kisah percintaan kamu. Umur udah tua tapi kisah percintaannya begini amat. Minta ampun deh sama Tuhan, siapa tau berkat pengampunan kamu Tuhan jadi kasian dan berbaik hati sama kamu, Vin. Lama-lama mama kasian juga lihat kengenesan kamu."

PAMAN SAHABATKU || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang