Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...-----------------------------------
Agatha menggelengkan kepalanya dengan decakan yang keluar dari mulutnya. Pemandangan yang ada di hadapannya sekarang benar-benar membuatnya sakit kepala. Bagaimana tidak, di hadapannya sekarang bungkusan cemilan dengan beberapa botol bekas minuman terlihat berserakan di dalam kamar anak bujangnya. Bahkan, stick ps yang di biarkan tergeletak di lantai dan tv yang masih di biarkan menyala membuatnya ingin mengeluarkan tanduknya sekarang juga. Berbicara mengenai ps, dia ingat kemarin anak bujangnya itu baru membelinya menggunakan kartu yang di berikan Aditya. Dugaan Agatha sebelumnya ternyata tidak meleset. Anak bujangnya itu benar-benar tidak menyianyiakan kesempatan yang ada.
Dua orang yang masih tertidur dengan posisi saling berpelukan itu pun tak membuat Agatha tersentuh sama sekali. Dia justru ingin mencekik kedua ayah dan anak itu secara bersamaan. Sebelum memulai atraksinya, Agatha lebih dulu menarik nafasnya panjang, lalu----
"ADITYA GAUTAMA! AXELIO GAUTAMA! BANGUN SEKARANG JUGA!"
Aditya yang mendengar lengkingan teriakan itu langsung terduduk di atas ranjang dengan wajah terkejut, namun dengan mata yang masih mengantuk. Sedangan, Axel? Anak itu justru mengubah posisinya menjadi memeluk guling. Ya, kedua ayah dan anak itu tadi malam tidur bersama atas perintah mutlak Agatha. Bukannya apa, Agatha hanya tidak ingin tidur cantiknya terganggu dengan aktivitas panas yang sewaktu-waktu bisa saja Aditya lakukan. Dia ingin benar-benar tidur, bukan hanya sekedar tidur ayam.
Mata Agatha memicing ketika melihat anak bujangnya masih tertidur bahkan terlihat tak terganggu sama sekali terhadap teriakannya yang sebelumnya. "AXELIO GAUTAMA! BANGUN! MAMI HITUNG SAMPAI TIGA. SATU .... DUA.... TI---"
"Iya-iya bangun. Nih bangun" ucap Axel dengan membuka lebar kedua matanya menggunakan tangannya.
"Bagus. Mandi, terus siap-siap berangkat sekolah" suruh Agatha pada sang anak. "Dan kamu mas, mandi di kamar ku sekarang juga. Baju kamu yang kemarin udah di cuci" ya, tadi malam Aditya meminjam baju milik Axel, sebab bajunya di cuci, tentu saja bukan di cuci oleh Agatha, melainkan bik Ijah yang sudah sembuh dari sakitnya.
"Jangan lama-lama, biar keburu sarapan" titah Agatha dan kemudian meninggalkan pasangan ayah dan anak itu ke ruang makan membantu bik Ijah menyiapkan sarapan.
*****
"Mi, aku hari ini pakai motor sendiri ke sekolah" ucap Axel setelah menyelesaikan sarapannya.
"Yakin kamu?" balas Agatha dengan alis yang terangkat.
"Yakin lah. Kemarin kan habis di ajak papi jalan-jalan. Jadi, aku udah sedikit tau jalanan Jakarta" sahut Axel. "Yaudah, aku berangkat dulu, pi, mi" pamitnya.
"Hati-hati bawa motornya. Jangan ngebut kaya orang kesetanan di jalan" nasehat Agatha.
Axel mengangguk. "Kalau ingat ya, mi" cengirnya.
Agatha melotot.
"Kalau kurang uang jajannya kasih tau papi, nanti papi transfer" ucap Aditya yang menatap anaknya dengan bangga karena seragam yang di gunakan oleh lelaki itu. Jujur saja, sampai detik ini dia masih tidak menyangka jika sudah menjadi orang tua dari anaknya yang sudah remaja.
Lain halnya dengan Aditya, Axel yang mendengar kata transfer dari mulut papinya langsung bereaksi. "Baik bener sih, kan jadi susah buat nolak."

KAMU SEDANG MEMBACA
PAMAN SAHABATKU || END
Romance"Akhirnya, setelah sekian lama saya menemukan kamu, sweety." Tubuh Agatha seketika menegang ketika mendengar suara yang sangat dia kenal. Suara yang bertahun-tahun tidak pernah dia dengar, kini kembali mengalun dengan lembut di telinganya. Dia tau s...