BAGIAN 7

172K 6.4K 102
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

--------------------------------------

Agatha terpaku ketika melihat benda kecil yang berada di tangannya menunjukkan dua garis merah yang sangat jelas. Dia mengerti arti dari dua garis merah tersebut. Dia hamil, dan anak yang ada di dalam kandungannya ini adalah anaknya bersama Aditya. Sebenarnya dia sempat ragu jika dirinya saat ini hamil. Sebab, dirinya tidak menunjukkan gejala yang mengarah kepada kehamilan. Namun, ketika melihat benda kecil di tangannya, dia akhirnya percaya, percaya jika di dalam perutnya saat ini ada buah hatinya bersama Aditya.

"Sorry, baby. Sorry, mami gak menyadari kehadiran kamu di sini" Agatha mengelus perutnya yang tertutupi pakaian dengan lembut. "Papi kamu harus tau keberadaan kamu di sini. Kita harus meminta pertanggung jawaban papi kamu sekarang!" setelah mengatakan itu, Agatha langsung pergi menuju kediaman Calvin. Dia yakin jika Aditya pasti berada di sana. Sebab, di sana orang-orang sedang merayakan kelulusan Calvin dengan pesta kecil-kecilan.

*****

Mobil milik Agatha memasuki pekarangan kediaman Calvin, dia sempat tersenyum kepada seorang penjaga yang membuka pagar untuknya tadi. Namun, sepertinya di kediaman Calvin sedang kedatangan tamu, terlihat dari dua mobil yang tidak dia kenali terparkir rapi di depan garasi rumah tersebut. Dan, tebakannya tidak salah, di sana juga terdapat mobil milik Aditya yang menyatakan jika lelaki itu kini juga ada di sana.

Dengan kepercayaan diri seperti biasa, Agatha keluar dari dalam mobilnya dengan sebuah paper bag berisi hadiah untuk sang sahabat. Langkah penuh keyakinan itu dengan ringan berjalan menuju pintu yang terlihat terbuka, bahkan dia bisa mendengar gelak tawa beberapa orang dari dalam sana.

"Nah, jadi gimana Adit? Sarah cantik kan? Dia pasti cocok menjadi istri kamu."

Senyum penuh kepercayaan diri Agatha seketika menghilang ketika mendengar suara dari seorang perempuan yang familiar di telinganya. Dia jelas mengenal suara ini. Suara ini milik Deswita, nenek Calvin. Dengan kata lain, suara itu adalah milik dari ibunda Gladis dan juga Aditya.

"Saya yakin jika Aditya menikah bersama anak saya Sarah, mereka akan berbahagia. Terlebih, ketika nanti mereka memiliki anak-anak yang lucu dan menggemaskan."

Agatha meremas tali dari paper bag  yang dia bawa. Dia yakin, suara itu adalah milik orang tua dari perempuan bernama Sarah.

"Membayangkannya saja sudah membuat saya menjadi tidak sabar memiliki cucu dari Aditya. Bagaimana kalau pernikahan Aditya dan Sarah kita percepat saja?"

"Bu!"

Agatha bisa mendengar suara Aditya yang meninggi dari dalam sana.

"Kenapa sih, Dit? Ibu ini sedang mencarikan kamu jodoh yang terbaik yang pantas bersanding dengan kamu. Umur kamu itu sudah tiga puluh lebih, Adit. Mau sampai kapan kamu melajang, hah? Lebih baik kamu menikah bersama Sarah. Sarah single, dan kamu juga single. Bahkan, bebet bobot keluarga Sarah jelas. Lantas, apa yang salah?"

Agatha benar-benar terdiam ketika mendengar suara Deswita yang juga mulai meninggi di dalam sana.

"Saya bisa mencari istri untuk diri saya sendiri, bu. Ibu tidak perlu menggunakan cara murahan ini untuk menikahkan saya."

"ADIT! Akh!"

"IBU!"

Teriakan penuh kepanikan dari dalam membuat Agatha penasaran dengan apa yang terjadi di dalam sana.

PAMAN SAHABATKU || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang