BAGIAN 2

199K 7K 62
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

---------------------------------

Tatapan heran nampak terlihat jelas di wajah lelaki yang tengah mengerutkan keningnya ketika melihat rumahnya yang benar-benar gelap gulita tidak ada satu pun lampu yang menerangi halaman dan rumahnya. Bahkan, saat dia datang tadi, satpam yang biasanya berjaga dan bertugas di depan rumahnya tak nampak di sana. Biasanya ketika dia datang, satpam di sana langsung dengan siaga membuka pagar rumahnya. Namun, ketika dia datang tadi, dia sendiri yang membuka pagar rumahnya.

"Kemana semua orang?" gumamnya.

Tanpa ada pikiran buruk di kepalanya, lelaki itu langsung masuk ke dalam rumah miliknya.

Ctak!

Lampu seketika menjadi terang.

"HAPPY BIRTHDAY ...."

Suara teriakan dari banyak orang membuat laki-laki itu terkejut bukan main. Bahkan, saat ini lelaki itu tengah mengelus dadanya karena rasa kaget tersebut.

Dari kerumunan banyak orang di sana, gadis dengan mini dress berwarna hitam yang menampakkan kedua bahu putihnya melangkah maju dengan sebuah kue di tangannya.

"Happy birthday, om Adit" Agatha, dengan senyum yang nampak di wajahnya begitu percaya diri berdiri di hadapan sosok lelaki yang dia panggil "om Adit". "Tiup lilinnya, om."

Adit, laki-laki yang berdiri tepat di hadapan Agatha sempat tertegun dengan sosok gadis di hadapannya. Adit jelas mengenal siapa gadis di hadapannya ini. Sejak pertemuan pertama mereka beberapa bulan lalu, gadis bernama Agatha yang dia ketahui sahabat keponakannya itu gencar sekali menggoda dirinya. Rayuan dan bahkan godaan yang mengarah ke hal-hal dewasa selalu gadis itu tunjukkan kepadanya. Namun, sampai detik ini dia tidak pernah sekali pun menanggapi sahabat keponakannya tersebut.

Dia pikir, gadis ini akan berhenti menggoda dirinya ketika tidak mendapatkan respon apapun darinya. Ternyata, dugaannya salah. Gadis ini malah semakin gencar menggoda dirinya. Entah apa tujuan gadis itu selalu menggoda dirinya, yang pasti dia merasa tidak tertarik dengan gadis yang bahkan umurnya berbeda jauh dengan dirinya itu.

"Dit, kok malah diam? Ayo tiup lilinnya."

Suara dari Gladis, membuat Adit kembali memfokuskan tatapannya kepada Agatha yang tengah membawa kue. Fyuh. Adit meniup lilin di kue itu dengan cepat. Dan tak lama, terdengar tepukan tangan dan sorakan yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada sosok laki-laki itu.

"IT'S PARTY TIME...." teriak Calvin dan mulai memutar alat DJ yang ada di hadapannya. Eits, selain memiliki cafe, Calvin juga seorang DJ. Tak heran, pergaulan lelaki itu bisa di bilang bebas.

Di saat semua asyik berpesta, Agatha meletakkan kue yang ada di tangannya dan tersenyum dengan begitu lebar kepada lelaki yang ada di hadapannya. "Sekali lagi, Happy Birthday, om Adit. Om Adit mau hadiah apa dari aku?"

"Saya gak butuh hadiah apa-apa dari kamu" setelah mengatakan itu, Adit langsung berjalan meninggalkan Agatha dan menghampiri Gladis beserta suaminya.

"Sialan, selalu aja begini" geram Agatha. Dia langsung menghampiri Stefani yang di bawa oleh Calvin untuk memeriahkan kejutan ulang tahun ini.

Mata Agatha menelisik tajam ke arah laki-laki yang duduk tak jauh dari tempatnya berada. Tangannya pun tak tinggal diam menuangkan minuman dari botol hitam yang ada di hadapannya.

"Agatha, kamu jangan minum banyak, nanti kamu mabuk loh" peringat Stefani.

"Lo tenang aja, Stef. Gue punya toleransi alkohol yang tinggi. Jadi, gue gak gampang mabuk. Lagian ini wine kadar alkoholnya rendah" ucap Agatha yang masih terus memantau sosok Adit dari tempatnya.

PAMAN SAHABATKU || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang