06

3.5K 233 19
                                    

୨ৎ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

୨ৎ

"Iya, untuk ketiga pertanyaanmu tadi."

Jawaban itu mengalir dengan nada yang datar, namun cukup jelas untuk membuat Seruni tersenyum dalam hati. Meskipun tampaknya ia telah mencapai tujuannya, Seruni memutuskan untuk menunggu lebih lanjut sebelum mengekspresikan kegembiraannya. Sementara itu, Tama dengan sikap yang terlihat kurang nyaman tidak melanjutkan penjelasan lebih lanjut, seolah berharap topik ini segera berakhir.

"Ternyata kita punya banyak kesamaan juga, ya," kata Seruni, menatap Tama dengan mata yang sedikit menyipit.

Tidak lama kemudian, Seruni menarik lengan Tama, mengarahkan mereka ke sudut yang lebih sepi dan jauh dari pendengaran Kartika, Hadi, dan Ratna. Ia ingin memastikan bahwa pembicaraan ini tidak akan didengar oleh siapa pun.

Ketika mereka tiba di tempat yang cukup jauh dari pendengaran orang lain, Seruni berhenti dan berbalik menghadap Tama. "Setelah kita bertunangan dan menikah nanti, apa lo bakal mengakhiri hubungan lo dengan pacar lo itu?"

Pertanyaan itu membuat Tama tampak panik. Ia lalu cepat-cepat menutup mulut Seruni dengan tangan, takut ada yang mendengar. "Jangan ngomong keras-keras!" bisiknya dengan nada cemas.

Seruni dengan cepat menepis tangan Tama dari mulutnya, menatapnya dengan tatapan tajam. "Fine. Sekarang jawab pertanyaan gue. Iya atau nggak?"

Tama terdiam, tampak berpikir keras. Wajahnya menunjukkan antara keraguan dan kebingungan. "Saya nggak tahu," jawabnya pelan, tampak tidak mau memberikan jawaban yang pasti. Ia menghindari tatapan Seruni, jelas bahwa dia merasa tidak nyaman dengan pertanyaan tersebut.

"Bukan jawaban yang gue mau dengar," desak Seruni. "Lo cuma tinggal jawab iya atau nggak, susahnya apa?"

Tama menghela napas berat, masih tidak yakin bagaimana harus menjawab. "Seruni, ini bukan sesuatu yang bisa saya jawab sekarang."

Seruni mendengus kesal. "Kalau lo nggak mau jawab, gue akan anggap bahwa jawaban lo adalah 'iya.'" Ia menatap Tama dengan tajam, menunggu reaksi dari pria di hadapannya.

Tama tampak bingung, tidak tahu bagaimana harus merespons. Ia juga tidak ingin memberitahu wanita di hadapannya lebih dari apa yang sudah ia sampaikan.

Seruni lalu melanjutkan, "Ternyata kita tuh sama banget ya. Sama-sama nggak mau lepasin pasangan masing-masing, padahal udah tahu nggak bakal bisa bersama mereka."

Tama menatap Seruni dengan kebingungan. "Berarti kamu memang berencana untuk tidak melepaskan pacar kamu?" tanyanya pelan.

Seruni mengangkat bahu dengan santai. "Gue nggak akan mengulang ucapan gue dua kali."

Tama terdiam, berusaha mencerna informasi itu. Seruni menatapnya dengan tatapan penuh perhitungan sebelum akhirnya berkata, "Gue punya sebuah proposal."

Past, Present, and UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang