05

4K 240 34
                                    

୨ৎ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

୨ৎ

Dua minggu telah berlalu sejak pertemuan pertama Seruni dengan Tama. Sejak saat itu juga, tidak ada komunikasi lebih lanjut di antara mereka. Bahkan, pembahasan mengenai acara pertunangan yang akan diselenggarakan di Jakarta pun dilakukan melalui calon ibu mertua Seruni, Kartika, serta beberapa asisten wanita paruh baya itu.

Setelah pertemuan pertama tersebut, Seruni dan Tama kembali menjadi bak dua orang asing yang akan menikah dalam waktu dekat. Terdengar aneh, namun itulah kenyataannya.

Dan saat ini, Seruni telah tiba di kota yang akan menjadi rumahnya selama tiga bulan ke depan. Pesawat mendarat dengan mulus, membawa perasaan tidak pasti yang semakin berat seiring setiap langkahnya.

Ketika dia melangkah keluar dari pintu kedatangan, udara hangat Jakarta menyambutnya, begitu juga Kartika dan beberapa staf wanita paruh baya yang sudah menunggu.

Seruni lalu mengenakan kacamata hitamnya untuk menyembunyikan mata yang bengkak dan kantung mata hitam di wajahnya, berusaha menampilkan ekspresi tenang. Ketika dia melihat Kartika dari jauh, Seruni menyunggingkan senyum kecil dan mempercepat langkahnya.

"Makasih sudah menyempatkan waktu untuk menjemputku, Tante," sapa Seruni dengan sopan dan menyentuh lengan Kartika dengan lembut.

"Tentu saja, Seruni. Selamat datang di Jakarta ya. Dan mulai hari ini kamu panggil Tante dengan sebutan Ibu, okay?" balas Kartika dengan hangat, memeluk Seruni dengan erat. "Ibu sangat senang kamu akhirnya sampai. Apakah perjalananmu lancar?"

Seruni mengangguk. "Lancar, Ibu."

"Baiklah kalau gitu. Mari kita langsung ke mobil. Ada banyak hal yang harus kita perbincangkan," ajak Kartika lalu mengisyaratkan kepada stafnya untuk membawa koper-koper Seruni.

Mereka berdua pun lanjut berjalan bersama menuju mobil mewah yang sudah menunggu di luar terminal. Bersamaan dengan angin sore Jakarta yang menyapa wajah mereka dengan lembut.

Di dalam mobil, Kartika mulai berbicara tentang berbagai rencana dan persiapan pertunangan. "Besok kita akan berkunjung ke kediaman Eyang Kakung dan Eyang Putri. Beliau telah berpesan kepada kami untuk menyelenggarakan acara pertunangan di rumah mereka. Ibu yakin mereka akan menyukai kamu, Seruni," ujar Kartika dengan antusiasme yang begitu terasa. "Lalu, kita akan mulai mencari venue, wedding catering, dan kain untuk acara pertunangan dan pernikahan kalian. Semakin cepat kita memulai, semakin baik, bukan?"

Seruni mengangguk dan mendengarkan dengan seksama, berusaha mengikuti setiap detail yang disampaikan Kartika. "Tentu saja. Aku setuju. Semakin cepat kita memulai, semakin siap semuanya nanti. Terima kasih, Ibu. Aku sangat menghargai semua persiapan yang sudah Ibu lakukan."

Kartika tersenyum puas mendengar respons Seruni. "Tentu saja. Kita juga akan bertemu dengan desainer untuk kebaya pertunanganmu. Mereka sudah menyiapkan beberapa desain indah untukmu," lanjut Kartika, lalu mengambil tab yang diserahkan oleh sang asisten dan menunjukkan beberapa referensi desain kebaya. "Kamu lihat dulu, Nak. Nanti kalau ada yang kamu suka, kasih tahu Ibu ya."

Past, Present, and UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang